:: Derawan....oohh...Derawan (Part III)::


23 August 2012 – Marah

Pagi ini kami bangun tanpa ada gedoran Morning Call dari Chandi *gak mungkin juga gedor-gedor kamar di rumah orang kali yaaaa* :D

Tadi malam si Budi bilang, bahwa pagi ini pihak Dive Centre (Cottage) dan Bayu telah berjanji akan menjemput kami di Maratua dengan Speed Boat besar dengan membawa teman-teman yang dari Derawan. Rencananya kami akan di jemput jam 10 pagi di Maratua dan setelah di jemput nanti, jadwal pertama adalah Snorkeling di Danau Kakaban, lalu melanjutkan diving dua kali di sekitar Kakaban.

Nah, berhubung kemarin sore, dive terakhir kami cuma sebentar, jadi tabung terakhir kami semuanya masih banyak isinya.  Jadi kami pikir, karena kami akan di jemput agak siang nanti, maka pagi ini, kami akan melakukan diving saja di sekitar Maratua. Dari pada gak ada kerjaan pagi, mending kami habiskan tabung kami yang kemarin.

Maratua di pagi hari....
Maka pagi itu, tanpa terburu-buru, kami pun sarapan, ngobrol2 pagi (membahas kejadian kemarin), kemudian kami semua pun bersiap untuk melakukan setting alat di kapal.

Sekitar jam 9an kami bersiap menuju kapal.

Tapi begitu kami baru saja keluar rumah, si Budi datang dengan tampang marah (saat ini akhirnya gue yakin, waktu itu cuma sinetron). Dia bilang, dia baru mendapat informasi dari Bayu, bahwa kami semua ternyata tidak jadi di jemput di Maratua, tapi di Kakaban dan bertemu dengan teman-teman yang lain di sana.

Dia bilang (sambil tetap dengan muka sinetron)............, “Kacau nih, kemarin bilangnya kita akan di jemput di Maratua, sekarang di Kakaban. Kalau tahu kayak begini kan mendingan kita semua dari tadi pagi sudah jalan ke Kakaban. Buang-buang waktu saja!”

Lalu gue tanya, jemputnya pake kapal apa di Kakaban? Budi bilang pakai Speed Boat besar dan sebuah kapal kayu yang akan membawa tabung untuk kami gunakan selama diving nanti.

Akhirnya kami tidak jadi melakukan dive di Maratua. Kami semua pun bersiap di kapal untuk berangkat ke Kakaban.

Ketika kapal kayu kami mendekati Dermaga Kakaban, tampak sebuah Speed Boat yang ngebut ke arah Dermaga dan kemudian bertambat di sana. Dan ternyata kapal Speed Boat itu adalah kapal yang membawa teman-teman kami dari Derawan.

Tiba di Dermaga, kita semua langsung menuju ke Danau.

Gue sempat bertemu sebentar dengan Apaw yang sedang memancing di pinggir Dermaga, dan menanyakan kabar teman-teman yang lain, serta membahas jadwal hari ini. Kemudian gue segera menyusul teman-teman yang sudah berada di Danau.

Tiba di Danau gue bertemu kembali dengan teman-teman yang dari Derawan. Tiba-tiba ada seorang cewek yang baru saja naik selesai Snorkeling, dan memanggil nama gue…

“Mimi……hai Mi…..”, sambil tersenyum manis.

Gue membalas senyumnya dan terbingung-bingung, siapa cewek ini?

Sambil tetap bingung dan menerka siapa cewek tersebut, gue menghampiri dia sambil berkata, “Hai….apa kabar? Kok lo ada di sini? Ngapain lo di sini?”………

“Habis Snorkeling lah….”, jawabnya.

Lalu gue tanya lagi, “Sama siapa lo?”…………”Sama anak-anak”, jawabnya lagi.

Gue masih tetap tidak tahu siapa cewek itu. Dan akhirnya gue hanya mengangguk-angguk, kemudian kembali sibuk berberes alat Snorkeling sambil tetap memutar otak, siapa cewek ini. Penasaran.

Oooh, mungkin teman lama gue, yang gue sudah lupa, dan dia kebetulan juga ada di Kakaban bersama dengan teman-temannya sendiri, pikir gue waktu itu.

Lalu gue pun terjun ke Danau untuk Snorkeling bersama dengan Ubur-Ubur yang tidak berbahaya itu.
Sambil berenang menikmati pemandangan Ubur-Ubur yang bertebaran di Danau tersebut, tiba-tiba gue tersadarkan…………”MASYAALLAH…………itu kan Dewi Mersi!! Yaaa amppuunn!! Kok gue bisa lupa yaa?!” Duh, gue merasa sangat bersalah dengan pertanyaan-pertanyaan gue tadi. Apa kata Dewi ya nanti? :D

Sangking banyaknya masalah yang menimpa gue dalam satu hari kemarin, gue sampai melupakan Dewi dan seorang temannya, yang memang seharusnya hadir di sini bersama teman-teman gue yang lain yang dari Derawan. Duh, dodol banget sih lo Mi?! Temen sendiri bisa lupa….ck ck ck ck… *geleng kepala sendiri*

*Maafkan gue ya Wi…..sumpah deh gue lupa beneran waktu itu. Otak gue udah mumet soalnya karena semua masalah selama beberapa hari ini….he he he. Terakhir gue ketemu lo, pas lagi diving di Sanghyang hampir setahun yang lalu…..makanya gue lupa sama tampang lo……….amppuuun amppuunn Wi…….maaaaffkkeeuunn daku*

Di Danau Kakaban...
Kami menghabiskan waktu selama 1 jam berada di Danau Kakaban. Kemudian, kami semua pun langsung kembali menuju kapal di Dermaga untuk melanjutkan diving di site Kakaban Drift.

Tiba di Dermaga, gue masih belum melihat kapal kayu yang membawa tabung-tabung kami. Dan kemudian gue tanyakan hal itu kepada Budi ketika kami semua tiba di kapal kayu.

Ternyataaaaaaaa……..kapal Speed Boat itu lah yang membawa tabung-tabung tersebut. Jadi tidak ada kapal kayu tambahan untuk diving.

Kapal Speed Boat yang di kirimkan saat itu, tidak bisa di jadikan kapal diving, karena kapal itu adalah kapal penumpang!  Kapal yang seyogyanya yang telah membawa kami dari Tarakan ke Derawan!!

Gue ulang lagi nih foto kapal Speed Boatnya biar pada inget bentuknya.... 
Nah lo?! Jadi dengan jumlah orang yang semakin bertambah, kita sekarang tetap memakai 1 kapal kayu untuk diving? 18 diver plus 4 diveguide, semua tumplek di 1 kapal kayu!!!! 22 orang!!! OMAIGOT!!!

Haduuuuuuuuhhh…………gue terduduk lemas di kapal kayu.

Ini mah lebih parah dari hari pertama!!

Semuanya yang di kapal, ribut.

Tidak bisa kita melakukan diving seperti ini. Tidak ada tempat sama sekali!

Rasanya gue kepingin tenggelem aja!!!

*Coba teman-teman semua menutup mata….kosongkan pikiran dan mencoba membayangkan keadaan kami waktu itu. Kusut dan heboh!*

Dari arah tengah kapal, terdengar suara si Ruslan a.k.a Yoyok yang mengatakan bahwa tidak masalah kalau kita diving seperti ini karena separuh teman-teman kami bisa menggunakan kapal Speed Boat dan turun dari kapal itu.

Lalu ada suara Chandi dan anak-anak yang lain, yang marah-marah mengatakan bahwa kita tidak bisa diving seperti ini. Kemudian, Chandi meminta untuk teman-teman yang sudah tidak bernafsu untuk diving lagi, untuk pindah ke kapal Speed Boat dan balik ke Dermaga. Separuh dari teman-teman gue yang sudah tampak bete, kemudian pindah ke kapal Speed Boat dan kembali ke Dermaga.

Gue naik ke atas atap kapal, dan hampir menangis. Gue benar-benar marah! 3 hari berturut-turut………….di kasih keadaan kayak begini terus-terusan! Bukannya makin membaik, malah semakin parah! Rasanya kalau si Bayu ada di situ saat itu……udah kepingin gue dorong ke laut…..gue tiban Traktor, biar gak naik-naik lagi!

Tiba-tiba si Budi dan diveguide lainnya menyusul gue ke atas atap kapal. Dia sambil marah-marah, berkata………”Mbak Mimi, saya tidak mau diving seperti ini. Terlalu penuh kapal ini. Saya tidak mau diving lagi. Saya tidak di bayar sama Mas Bayu juga tidak apa-apa, Mbak….pokoknya saya tidak mau diving lagi!”.

Gue malas melihat muka si Budi, lalu kemudian gue turun dari atas atap kapal dan mulai marah-marah kepada Ruslan. “Mas, kita tidak bisa begini, teman-teman saya tidak bisa diving semua kalau begini caranya!”

Dia lalu mengatakan, “Gak masalah kok kalau kita tetap mau diving. Bisa kok. Nanti setelah dari Kakaban Drift kita diving di Jetty Kakaban saja. Bisa kok.”, katanya sambil ngotot.

“Ya gak bisa Mas, kapal ini kepenuhan!!”

 “Bisa! Bisa! Nanti separuh pindah ke kapal Speed Boat. Kan nanti diving keduanya cuma di depan Dermaga Kakaban saja.”

“Trus teman-teman saya yang di Dermaga gimana?!”

“Bisa! Semua bisa diving nanti!”

“YAKIN BISA!!”, gue mulai membentak...

“BISA! Pasti bisa…….”, katanya sambil tetap ngotot. Lalu dia lanjutkan, “Terus sekarang gimana? Itu si Budi tidak mau diving lagi. Gimana tuh?!”, tanya-nya kepada gue………

Gue tidak menjawab pertanyaannya tapi hanya gue pelototin aja matanya……..

Dalam hati gue……….”Seingat gue, gue di sini tamu! Gue bukan dari team Cekeran Management yang dodol yang mengurus ini semua. Bukan dari team dive guide yang ancur itu. Gue tamu!!! Lalu kenapa lo tanya sama gue soal dive guide yang ngambeg tidak mau diving?! Menurut lo?!!!??? PIKIR SENDIRI, DONGO!! Lo urus sendiri dong si Budi, jangan tanya sama gue!”

Akhirnya mungkin dia tersadarkan sendiri, dan kemudian dia pindah tempat untuk membujuk si Budi kembali diving.

Singkat cerita, si Ruslan berhasil meminta si Budi dan team-nya untuk turun lagi. Dan akhirnya kami dive di Kakaban Drift.

Dive Point I : Kakaban Drift – Kakaban, 70 bar, 55 menit.
Di antara semua site yang kami turuni sampai hari terakhir kami di Derawan, hanya site inilah yang lumayan bagus. The good one among the worst. Di sini kami sempat melihat beberapa atraksi fauna laut, termasuk Schooling Baracuda, dengan arus yang lumayan.

Kelar dive pertama, kami semua kembali ke Dermaga Kakaban untuk menjemput teman-teman kami yang berada di Dermaga.

Tiba di sana, gue langsung pindah ke Speed Boat dan menetap di sana. Gue pikir: sudahlah….kalau memang gue tidak harus diving lagi dan gantian dengan teman-teman yang tadi berada di Dermaga, tidak apa-apa. Gue sudah merasa feeling guilty yang sangat dalam kepada teman-teman gue yang tertinggal di Dermaga. So, gue pikir, gue akan stay saja di Speed Boat dan merenungi nasib nanti.

Tapi ternyata teman-teman yang di Speed Boat tetap berniat diving dan meminta supaya semuanya ikut turun. Akhirnya setelah kami semua selesai makan siang, kami pun bersiap untuk dive ke 2 di Kakaban Jetty. 

Sebagian dari kami terjun bebas ke laut dari Speed Boat, dan memasang BCD dari permukaan laut karena kesempitan tempat.

Kali ini, hampir semua teman-teman ikut turun ke laut. Kecuali segelintir teman yang tidak berniat untuk turun lagi siang itu karena alasan sakit.

Dive Point II : Kakaban Jetty – Kakaban, 100 bar, 49 menit.
Site di sini bentuknya wall, arusnya tidak terlalu kencang. Di sini, karena hampir semua teman-teman bisa ikut turun, jadi semua kekesalan tampak sedikit terobati. Sedikit saja…….

Kelar dive ke 2 hari sudah menunjukkan pukul 4.30 sore, kami semua berkumpul di Speed Boat dan langsung tancap gas menuju Derawan. Sedangkan tabung dan seluruh alat gear kami di bawa oleh kapal kayu kembali ke Derawan.

Tiba di Derawan sekitar jam 5 kurang. Wuiihh perjalanan hanya di tempuh kurang dari 1 jam! Gile….gue langsung shock culture. Ternyata cepat sekali yaaaaa……. *maklum, karena kebiasaan di kasih kapal kayu cemen…selama 3 hari berturut2, jadi agak kampungan karena bisa tiba di Derawan dengan secepat itu*

Ketika kami mendarat di Cottage, gue melihat Bayu wara-wiri di pinggir Dermaga.

Gue naik dan langsung menuju ke kamar gue untuk berberes sebentar. Kelar berberes, gue mencari si Bayu…

Namun dia tidak tampak keliatan batang hidungnya di sekitar Cottage. Maka gue langsung menelponnya.
Ternyata dia sudah mengarah pulang ke penginapannya.

Yeeeeeeeeeeee………enak bener nih orang, gak ada basa-basi tanya keadaan kami gimana kek….atau review mengenai kejadian kemarin dan hari ini……malah ngabur. Takut kali dia ketemu gue ya? Atau males? Karena tahu gue bakalan marah-marah….

Akhirnya gue minta dia kembali balik ke Cottage.

Sunset di Derawan
Yang membuat gue MARAH hari ini, adalah:
  1. Kembali ke masalah kapal yang awut-awutan
  2. Informasi yang semakin berantakan
  3. Sebagian teman-teman gue yang tidak bisa ikut ke Kakaban Drift karena kesempitan tempat di kapal. Dan beberapa teman gue yang sudah mulai tampak sakit-sakitan karena semua masalah ini.
  4. Para diveguide dan koordinator yang belagu namun dongo.
  5. Bayu sebagai koordinator perjalanan ini yang sangat tidak professional, menyepelekan keadaan dan terkesan suka lari dari tanggung jawabnya.
Bayu tiba di teras depan kamar gue saat Andre, Jupri  dan gue sedang ngobrol. Dan gue mulai ngomel-ngomel.

“Saya kecewa Mas. Saya benar-benar kecewa! Saya berharap Mas bisa membantu saya untuk mengurus perjalanan ini, malah kayak begini kejadiannya. Saya bingung….kok ngurus beginian aja bisa berantakan kayak gini sih? Mas sebenarnya pernah gak sih ngurusin travelling para diver!? Kami kesini berniat berlibur Mas. Jauh-jauh datang, bawa barang banyak, niatnya mau bersenang-senang malah jadi susah begini. Saya gak enak Mas, sama teman-teman saya. Mas tahu gak keadaan kami bagaimana disana! Kami susah Mas! Semuanya berantakan. Koordinasinya parah, informasi simpang siur, kapalnya juga parah, akomodasi berantakan. Apa-apaan nih kayak begini? Gak professional banget! Kalau kami ikut dive expedisi atau program dive explorasi gratisan sih gak masalah Mas mau di kasih akomodasi kayak gimana pun, tapi kami ke sini bayar loh Mas, bukan gratis! Kok malah begini keadaannya!? Kalo teman-teman saya sakit atau terjadi apa-apa sama mereka, gimana? Mas mau tanggung jawab buat semuanya?!”

Kira2 begitulah omelan gue waktu itu kepada Bayu. Dan gue pun mengomel hampir sepanjang waktu. Untungnya ada Andre yang tetap menemani gue selama gue ngomel dan Chandi yang akhirnya datang dan duduk bersama kami. Gue bersyukur ada mereka berdua di sana waktu itu, karena mereka akhirnya bisa membantu gue untuk meredakan omelan. Kalo enggak, mungkin gue akan tetap mengomel sampai besok pagi.

Dan ternyata ketakutan gue akhirnya terjawab! Bayu akhirnya mengakui bahwa ternyata dia belum pernah mengurus perjalanan para diver. Dia biasa mengurus perjalanan para Snorkler…!! *GELOOOO!!*

Dia bilang, dia minta maaf karena keadaan menjadi seperti ini. Dia tidak menyangka ternyata perjalanan untuk para diver sangat berbeda dengan perjalanan para Snorkler. Dan dia kapok! *Emang enak!!*

Gue tanya, kalo memang dia belum pernah menghandle diver, kenapa kok dia berani menerima dive trip seperti ini? Lalu dia bilang, karena setelah dia hitung biaya perjalanan secara parsial dan karena dia sudah tanya kepada Dive Centre di Cottage ini apakah bisa menghandle kami semua, dan karena Dive Centre disini menyanggupi bisa mengurus kami, maka dia mempercayakan semuanya kepada Dive Centre di Cottage ini tanpa supervisi lagi. *Dodol banget ya!*

Lalu kemudian dia berkata bahwa dia akan memperbaiki semuanya secara keseluruhan.

Lalu gue bilang, “Saya benar-benar minta Mas bisa lakukan yang terbaik untuk kami besok. Karena besok adalah hari diving terakhir kami. Dan area diving kami besok tinggal di Derawan saja, tidak jauh-jauh, jadi saya gak mau ada masalah apapun lagi! Sekecil apapun saya udah gak mau lihat ada masalah lagi besok!” 

Dan gue meminta besok di lakukan 5 kali dives. 2 kali dives di pagi hari, kemudian kami kembali ke Cottage untuk makan siang, lalu kami kembali melakukan 2 kali dives di siang dan sore hari. Dan di tambah dengan night dive malamnya.

Lalu dia berjanji akan memperbaiki semuanya untuk besok. Tapi dia bilang, karena dia sudah over budget yang disebabkan karena harus membayar penginapan di Maratua buat kami dan harus menyewa extra Speed Boat untuk hari ini, jadi dia hanya menyanggupi 4 kali dives saja untuk besok.

Gue gak mau tahu….gue tetap mau 5 kali dives *Enak aja permintaan gue pake di tawar....emangnya gue lagi jualan Mangga!* Karena sesuai perjanjian awal, seharusnya kami melakukan 3 kali dives perhari. Dan karena semua masalah yang notabene bukanlah salah kami, maka akhirnya ada hari-hari dimana kami hanya melakukan 2 kali dives saja. Jadi gue mau semua dives yang alpa di lakukan di hari pertama dan hari ini, di rapel besok jadi 5 kali dives.

Akhirnya dia menyanggupi. Dan meminta maaf atas segala hal.

Lalu ketika gue membahas masalah tentang penjemputan tadi pagi di Maratua, dia keheranan dan kebingungan. Karena menurut dia, dari tadi malam, dia sudah memberikan informasi kepada Budi, bahwa hari ini, demi menghemat waktu, seharusnya kami memang di jadwalkan untuk bertemu dengan teman-teman yang lain langsung di Kakaban. Bukan di Maratua. Dan tidak ada wacana tambahan kapal kayu untuk membawa tabung yang di janjikan. Bayu bilang, dia sudah memberikan semua informasi itu kepada Budi. Makanya dia heran kok bisa ada informasi berbeda yang mengatakan kami akan di jemput di Maratua tadi pagi, padahal tidak ada.

Duh, auk ah gelap. Kepala gue udah pusing. Benar-benar gak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Semua informasi amburadul lah pokoknya!

Akhirnya, setelah hampir 2 jam gue ngomel dan berdebat dengan Bayu serta berdiskusi dengan Andre dan Chandi, akhirnya di capailah kata kesepakatan.

Karena besok area diving hanya di Derawan, jadi besok akan di sediakan 2 kapal kayu. Yang satu adalah kapal kayu yang biasa kami pakai selama ini. Dan satu lagi kapal kayu yang tidak berasap serta lebih cepat jalannya. Dan dia berjanji tidak akan ada masalah sama sekali dengan jadwal diving kami besok.

Oke. Gue pun kembali H2C *Harap-Harap Cemas* menunggu besok….semoga tidak ada masalah apapun yang terjadi kepada kami esok hari.

Malam itu gue juga meminta kerelaan semua teman-teman gue untuk memberikan tips kepada para dive guide yang telah menemani kami selama 4 hari ini. Yaaaaa…meskipun cara dan kelakuan mereka sangat tidak recommended, tapi kami semua setidaknya masih punya sopan-santun dan pengertian untuk memberikan mereka tips *pikir gue waktu itu*

Kemudian gue menghabiskan sisa malam dengan berdiskusi bersama Chandi dan Andre membahas segala hal. Sampai akhirnya kami pun kembali ke kamar kami masing-masing.

Well, at least malam ini, kami tidak terdampar lagi…….


24 August 2012 – Murka

Pagi itu tiba-tiba pintu kamar gue di ketuk pelan. Terdengar suara Bambang yang membangunkan kami….”Mi, bangun…udah pagi, bangun…”. Ternyata itu Morning Call dari Bambang. Duh….beda bener ya dengan Morning Call dari Chandi? Ha ha ha….

Chandi kemana? Mungkinkah telah di sekap oleh Bambang?? Hi hi hi hi….

Setelah bersiap dan sarapan, kami semua langsung menuju kapal yang pagi itu sudah bertengger di Dermaga. Sesuai dengan janji si Bayu tadi malam, kami di sediakan 2 kapal yang akan membawa kami diving hari ini.

Hari ini jadwal kami padat dengan diving. Gue berharap tak ada satu pun masalah yang mampir ke kami hari ini.

Kesibukan pagi kami...
Setelah semuanya siap, kami masing-masing naik ke kapal. Gue naik di kapal 2. Hari ini kami semua complete. Kecuali Dewi Mersi dan temannya, yang akhirnya terpaksa pindah Cottage, karena tidak ada kamar yang tersedia hari ini di Cottage kami.


Pagi hari di Derawan...
Tiba di site, kami semua bersiap untuk turun. Dan yang sedikit membuat gue kesal pagi itu adalah…

Begitu tiba di site, semua dive guide yang berada di kapal gue langsung turun ke laut. Dan dengan bahagianya tanpa perasaan bersalah, mereka langsung berenang-renang tanpa memikirkan kami yang masih berada di kapal yang notabene adalah para tamunya.

Kami terpaksa harus melakukan bersiap alat sendiri. Dan Apaw, yang juga adalah tamu….yang akhirnya membantu untuk menurunkan alat kami semua ke laut. *Apa diveguide freelance di Derawan begini semua ya?? Bingung gue….*

Dive Point I: Midnite Snapper Point – Derawan, 120 bar, 51 menit.
Cuma Penyu aja. Nothing else. Kerjaan selama di laut: Nyari Christmas Worm buat gue gangguin.

Dive Point II: Dharma Point – Derawan, 100 bar, 55 menit.
Idem. Cuma Penyu. Kerjaan selama di laut: Kembali nyari Christmas Worm buat gue isengin. Duh, jahat banget deh gue sama para Christmas Worm ini. I’m so guilty….but what can I say, it was fun when you have nothing to do in the deep…

Selesai dive ke II, kami kembali ke Cottage untuk makan siang. Kelar makan siang, gue mendengar berita yang mengejutkan. Kali ini, BCD-nya Gadis, di malingin orang *tepok jidat berkali-kali*

Haduuuuhh….apa lagiii iniiiiiiiiii?!

Ternyata selidik punya selidik, yang mengambil BCD Gadis tersebut adalah sebuah Dive Operator tetangga yang cukup punya nama di Derawan. Gila yah….gak habis-habis kayaknya kami di rundung masalah.

Gue tidak terlalu mengerti jalan ceritanya bagaimana, sampai BCD si Gadis bisa di rampok orang. Tapi kepada Gadis dan Apaw, gue bilang, mending di claim aja ke Dive Operator itu. Karena kalau tidak, Dive Operator itu bisa ke-enakan. Mengakui BCD yang bukan miliknya, yang di ambil langsung dari kapal kayu kami. Sungguh aneh!

Akhirnya setelah kami makan siang, Gadis-Apaw tidak ikut kami melanjutkan diving selanjutnya, karena mau mengurus masalah BCD ini. Agnes-Jupri juga tidak ikut diving karena malas.

Dive Point III:  -Gak tahu namanya- Point  a.k.a  Bomb Point – Derawan, 180 bar, 15 menit.
Baru saja kami mulai window shopping di dalam laut, tiba-tiba kami mendengar bunyi ledakan yang tidak terlalu kencang. Budi langsung memberikan isyarat agar kami semua naik ke permukaan. Ketika kami tiba di permukaan laut, Budi mengatakan bahwa tadi adalah bunyi ledakan dari para nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan. Jadi dia meminta kami naik ke kapal dan pindah tempat. Akhirnya, kami pun pindah site…

Dive Point IV: Derawan Resort Point – Derawan, 100 bar, 54 menit.
Di sini, Pointer & Hook kesayangan gue hilang lenyap di telan air. Jadi akhirnya gue sudah tidak bernapsu untuk mencari hal-hal lain. Mungkin Pointer gue itu hilang, karena di sumpahin sama para Christmas Worm yang sudah gue isengin tadi yaaaa. Seandainya para Christmas Worm itu bisa berbicara: “Sukurin lo, Mi!”

Kelar dive di sini, hari sudah sangat sore. Setelah kami semua naik ke kapal, kami pun balik kembali ke Cottage.

Rencananya setelah Maghrib, kami akan melakukan diving terakhir.

Namun ternyata, yang berminat untuk ikut night dive sudah banyak. Jadi gue mengundurkan diri dan memilih untuk berberes saja di kamar.

Tidak lama setelah gue kelar berberes dan bersih-bersih, para teman yang melakukan night dive kembali ke Cottage.  Berdasarkan berita hasil night dive malam ini, bahwa telah terjadi pergulatan seru antara Budi Suwito versus Crown of Thorn di dalam laut. Yang akhirnya di menangkan oleh Crown of Thorn, dengan menancapkan duri nya di dengkul Budi Suwito. Alhasil, malam itu, kaki Budi tampak merah membengkak dan dia tampak sedikit terpincang-pincang ketika berjalan.

Di karenakan ini adalah malam terakhir kami berada di Derawan, dan besok siang kami sudah kembali ke Tarakan. Maka gue mengajak teman-teman semua untuk makan malam di luar Cottage. Namun ternyata, dari Cottage, kami sudah di siapkan makan malam (yang tumben-tumbenan) sangat banyak dan meriah! 

Akhirnya kami tidak jadi makan malam di luar. Kami berkumpul bersama di ruang makan Cottage.

Kelar makan, gue berbicara di hadapan semua teman-teman gue.

Gue meminta maaf kepada teman-teman semua, bahwa liburan kami di Derawan ini ternyata banyak sekali masalahnya dan tidak berjalan dengan sempurna. Gue sebagai pemilik ide awal, sungguh-sungguh meminta maaf, dan tidak menyangka bahwa keadaan bisa berjalan seperti ini. Baru kali ini gue mengambil seorang travel liason, dan berakhir dengan gagal.

Sambil speech di depan teman-teman itu, gue sudah hampir menangis sedih karena tidak tega melihat teman-teman gue harus mengalami kesusahan seperti ini. Tapi, gue pikir lagi, kayaknya tidak pantas kalau gue menangis di hadapan mereka, sedangkan mereka juga mengalami hal yang sama dengan gue. Jadi akhirnya gue tahan setengah mati air mata gue supaya tidak jatuh.

Gue hanya bisa mengatakan kepada mereka, bahwa dari semua kejadian kami di Derawan ini, mungkin kita bisa ambil sisi positifnya, bahwa setidaknya kita bisa berkumpul bersama. Bisa saling berkenalan dan memiliki teman-teman baru serta memiliki cerita yang berbeda untuk perjalanan diving kali ini. Well, biasanya kalau kita diving tanpa ada hal-hal lain, yang nanti bisa kita kenang adalah soal keadaan lautnya saja. Namun kali ini, kita semua bisa punya kenangan yang tak akan terlupakan…….bukan hanya soal laut, namun keseluruhannya. Meskipun kenangannya tidak lah menyenangkan, tapi ada banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa kita ambil dari perjalanan ini.

Malam itu, setelah makan malam, kami berniat berjalan-jalan bersama. Sambil berjalan keluar Cottage, kami bertemu dengan Budi yang duduk sendirian di pinggir ruangan makan. Lalu gue memberikan dia 4 buah amplop yang berisi tips dari hasil saweran anak-anak. Ke 4 amplop tersebut adalah untuk 4 dive guide yang telah menemani kami selama di Derawan. Termasuk si Budi.

Kemudian gue dan teman-teman keluar Cottage dan berkumpul bersama di sebuah café kecil sambil menikmati Bir dan Es Kelapa. Semuanya tampak menikmati malam terakhir ini, dengan bercerita-cerita seru. 



Our last night in Derawan
Dalam hati gue……."Yah, walaupun dengan segala kesusahan yang kami alami, at least malam terakhir di Derawan ini, masih bisa kami nikmati tanpa ada masalah lain…..

Kami berkumpul sampai waktu menunjukkan jam 12 malam. Kemudian kami pun kembali ke Cottage.

Ketika gue tiba di Cottage, tampak Budi, Ruslan dan Bayu sedang duduk bersama-sama di ruangan makan. 

Jupri menghampiri gue, dan menanyakan soal pembayaran sewa alat yang sudah Jupri, Agnes dan gue pinjam selama 4 hari disana. Kemudian Jupri menanyakan kepada Bayu, dan Bayu mengatakan bahwa mengenai masalah sewa menyewa, bisa langsung di bicarakan kepada Budi.

Lalu di depan Bayu, Ruslan dan Budi, gue menanyakan berapa yang harus gue bayar untuk sewa alat tersebut.

Budi: Ya, untuk sewa alat yang Mbak Mimi pinjam, harganya 100 ribu.

Gue: Apa?! (Gue cukup kaget dengan harga yang dia berikan. Setahu gue, nginep di resort aja, harga sewa BCD tidak akan semahal itu. Tapi gue masih ingin mendengarkan lebih lanjut perkataan si Budi).

Jupri: Trus, untuk sewa alat saya dan Agnes berapa, Mas??

Budi: Kalo untuk Mas Jeffry, sewa Fins 50 ribu, dan kalau untuk Mbak-nya (sambil menunjuk Agnes) sewa alat komplit BCD, Regulator dan Fins, harganya 250 ribu. Ya kita kasih deh jadi 200 ribu aja. Per dive.

Agnes: Berapa Mas?!!

Gue: Apa!? Per DIVE? Maksudnya!?

Budi: Iya, jadi di sini kalau sewa alat itu harganya segitu. Kalau tidak percaya coba aja tanya sama sekitar sini, harganya memang segitu….Fins 50 ribu, BCD 100 ribu, dan alat komplit 250 ribu.

Jupri: Per hari apa per dive Mas??

Budi: Per dive.

Jupri: Jadi saya harus bayar berapa?? Saya pakai Fins hanya 5 kali, dan istri saya pakai BCD+Regulator+Fins hanya 4 kali, jadi saya harus bayar berapa???

Budi: Ya di kaliin aja Mas, berapa kali pakai....

Gue: Jadi semua di hitung per DIVE ya?!?! Sahut gue nyolot…

Gue melihat ke arah Bayu, dan dia hanya tersenyum-senyum tanpa dosa, sambil bilang, “Nah lo Mbak….”
Gue balik badan dan tersenyum sinis kepada Bayu. Lalu tanpa mengatakan apa-apa, gue berjalan menuju ke kamar gue.

Tak lama kemudian, Jupri dan Agnes menyusul ke kamar gue. Dan kami bertiga langsung ramai membahas masalah ini.

Gila banget!!! Jupri dan Agnes harus membayar 1.050.000 untuk sewa 2 fins dan Regulator serta BCD, dan gue harus membayar 1.100.000 hanya untuk sewa BCD, karena gue melakukan 11 kali dives! Sinting!!!!
Gue, Jupri dan Agnes marah. Jupri langsung membrowsing harga sewa alat di semua resort mahal yang ada di sekitar Derawan. Dan tidak ada yang menyatakan harga sewa mereka di hargai per-dive. Di Nabucco saja, harga BCD hanya 5 Euro per hari. Di Derawan Dive Lodge Resort, harga BCD hanya 10 dolar per hari! Tidak ada yang mengatakan per dive.

Baru kali ini gue dengar ada yang menyewakan alat perdive! Bener-bener gila….

Gue langsung menelpon Nabir dan meminta dia untuk datang ke kamar gue. Nabir langsung datang ke kamar gue bersama dengan Raka. Dan langsung kami ceritakan kejadian ini kepada mereka berdua.

Gue kemudian menghubungi Bayu melalui telepon.

Gue: Mas, itu harga sewa alat tadi kok bisa di hargai per dive ya? Itu ngasih harganya becanda kan?

Bayu: Wah, enggak tahu Mbak. Saya sudah katakan bahwa untuk masalah sewa alat, itu adalah urusan Mas 
Budi. Saya juga tidak tahu mengenai masalah ini…

Gue: Loh, Mas, sebelum kami kemari, saya kan sudah beberapa kali menanyakan soal harga sewa menyewa alat ini sebelumnya, dan tidak ada jawaban dari Mas Bayu…

Bayu: Eh, Mbak Mimi tidak ada menanyakan masalah soal itu sama saya. Mbak tidak pernah menanyakan soal sewa menyewa. Saya tidak tahu Mbak…

Gue: Eh Mas, saya masih ada loh buktinya. Saya masih ada e-mail, Whatsapp, sms yang saya kirimkan untuk menanyakan mengenai masalah harga sewa ini. Mau buktinya Mas? Saya masih punya loh….

Begitu gue katakan bahwa gue masih punya bukti itu…Bayu langsung kelabakan dan bilang….

Bayu: Wah, saya ada miss di sini, waduh, saya lupa. Saya miss Mbak…sebentar…

Dan yang akhirnya membuat darah gue mendidih dan akhirnya murka, adalah….meskipun dia sudah bersalah, namun dia masih tetap saja ingin lari dari tanggung jawabnya.

Bayu: Wah, iya, saya baru ingat, Mbak Mimi pernah menanyakan soal itu, tapi itu bukan tanggung jawab saya kalau soal harga Mbak…

Gue: EH MAS!!!! SAYA SUDAH TANYAKAN KEPADA MAS BERAPA KALI, TAPI MAS TIDAK JAWAB! SEHARUSNYA MAS TANGGUNG JAWAB SOAL INI! SAYA HARUS BAYAR 1.100.000 HANYA UNTUK SEBUAH BCD! GILA APA KALIAN SEMUA!! TAHU KAYAK BEGINI, MENDING SAYA BAWA AJA DARI JAKARTA!!! KALO SAYA MAU URUS PERJALANAN SENDIRI, BISA MAS. TAPI INI SAYA PERCAYAKAN SAMA MAS, MALAH KAYAK BEGINI JADINYAAAA!!! HEH…SAYA NGINEP DI RESORT YANG LEBIH MAHAL DARI TEMPAT JELEK INI JUGA TIDAK ADA YANG PERNAH NGASIH HARGA KAYAK BEGINI! INI TEMPAT GEMBEL BEGINI AJA NGASIH HARGA GAK PAKE OTAK!!! PELAYANAN ANCUR BEGINI!!!!!!!!! SAYA SUDAH TANYA MAS BERKALI-KALI UNTUK HARGA SEWA, TAPI TIDAK DI JAWAB!!! KALIAN MAU NGERJAIN KAMIIIIIII APAAAAAAAAA!!! KALO KALIAN MAU NGEDUITIN ORANG GAK GINI CARANYA!! SAYA SUDAH CUKUP BAIK MAS!!! UDAH CUKUP SABAR!!! KALIAN PIKIR KAMI SEMUA DIVER BARU APAAAA!!!! SAYA SUDAH MUAAAAKKK MAS………MUAAAAAAAAAAK!!! SAYA HARUS BAYAR BCD 1.100.000!!! KALIAN SEMUA OTAKNYA DI DENGKUL APAAAAAAAAAAAAA!!!!

Pagi itu, jam 1….gue bukan lagi kecewa, kesal dan marah. Tapi gue murka!! Akhirnya semua kemarahan gue keluar. Ibarat kata, tampaknya semua kesabaran dan kebaikan gue benar-benar udah di ludahin oleh mereka. Pagi itu, gue sampai berteriak-teriak sangking marahnya. Tangan gue sampai gemetaran memegang handphone. Rasanya udah kepingin gue bakar tuh si Bayu dan Budi….udah kepingin gue lipet-lipet!!

*Maafkan gue kawan-kawan, bukan gue bermaksud untuk menjadi sombong atau memaki-maki orang sekasar itu, tapi tampaknya gue sudah tidak punya kesabaran lagi kepada Bayu dan Budi. Untungnya gue bukan orang yang bisa memaki dengan kata-kata Kebon Binatang. Kalo enggak, mungkin segala kata comberan udah gue semburkan kepada Bayu malam itu. Kesabaran gue sudah benar-benar habis*

Begitu gue murka, Bayu langsung mengatakan……..”Wah, Mbak….ada kata-kata yang sangat keras di sini. Waduh, Mbak….saya ke tempat Mbak saja sekarang…….”

Gue langsung mematikan handphone.

Agnes langsung menghampiri gue. Dia langsung memeluk dan mengelus-elus pundak gue untuk bersabar. Gue udah gak tahan…….

Tidak lama, Bayu pun muncul.

Kemudian dengan segala alasan, dia tetap menyatakan bahwa untuk masalah harga, dia tetap tidak tahu menahu dan itu adalah urusan Budi. Dia bilang, dia mengakui dan sudah bersalah karena pelayanan yang berantakan ini…

Gue: UDAH BUKAN BERANTAKAN LAGI, TAU!!!! BURUK!!! TAHU GAK!! BURUK!!!!!! SAMPAI KAPANPUN SAYA TIDAK AKAN PERNAH PERCAYA LAGI!!

Bayu hanya memandang muka gue yang murka dengan tatapan memelas, seperti Kucing meminta Ikan basi dari tuannya.

Lalu karena dia tetap mengatakan bahwa hal ini adalah urusan Budi, maka gue menyuruh si Bayu untuk memanggil Budi malam itu juga.

Budi datang tak lama kemudian. Di hadapan gue, Agnes, Jupri, Nabir, Raka, Ven dan Bayu……Budi mengatakan bahwa itu semua adalah harga standard yang biasa dia tahu dari Dive Centre, tempat kerjanya yang lama, yaitu di Danakan Resort. Dia mengatakan bahwa harga tersebut dia berikan kepada kami, karena dia mengambil contoh sesuai dengan harga yang di berikan Danakan kepada para tamunya….

“Kalo gak percaya Mas, coba ngomong aja langsung nih sama orangnya”, kata Budi sambil memberikan handphone-nya kepada Nabir, untuk berbicara langsung dengan salah seorang dari Dive Centre Danakan.

Lalu Nabir mulai berbicara dengan orang tersebut.

Dan ternyata, orang tersebut mengatakan bahwa sewa alat tidak pernah di berikan harga per dive. Tapi per hari. Dan tidak semahal yang di katakan oleh Budi. Semua harga yang Budi berikan kepada kami, semuanya berbeda…………jelas-jelas dia ternyata sudah berusaha untuk membohongi kami.

Ketika Nabir selesai berbicara dengan orang tersebut dan sudah jelas bahwa Budi telah berbohong, Agnes bertanya kepada Budi…..kok dia bisa memberikan harga yang berbeda kepada kami….

Budi bilang, itu karena dia tahunya dulu harganya segitu kalau dari Danakan…

Gue: SEBELUM MEMBERIKAN HARGA ITU KEPADA KAMI, LO UDAH NGECEK DULU KE SANA GAK…….?!

Budi: Yah, saya sih hanya pakai harga yang biasa mereka pakai aja….saya tidak tanyakan lagi soal harga barunya….

Gue: BUKTINYA ORANG TADI BILANG, TIDAK PERNAH ADA YANG NAMANYA HARGA PERDIVE, DAN TIDAK SEMAHAL ITU?! KOK BISA BEDA!!?

Budi: Wah, kalo soal itu saya tidak tahu……

Gue: HEH…..MAS SEBAGAI DIVEGUIDE, LO KEBANYAKAN GAK TAHUNYA!! GAK BAGUS KAYAK GITU, TAHU GAK!! BELAJAR DIVING DI MANA SIH! PAKE INSTITUSI APA?! PUNYA LICENSE GAK SIH MAS SEBENARNYAAA!?

Budi tidak menjawab pertanyaan gue. Dia malah tetap bilang, bahwa dia tidak tahu menahu soal harga yang berbeda tersebut….*Gila ya ni orang!*

Lalu Jupri berkata, “Eh Mas, jawab dulu tuh pertanyaannya Mimi. Punya License gak?! Mana License nya, gue pingin liat…..”

Budi bilang (sambil tetap dengan tampang songong dan tidak bersalah), “Wah, gak bawa Mas, di rumah….”

Yaaaaaaaaaaaa ampunnnnnnnnnnnnnn…………………jangan-jangan dia benar-benar diveguide gadungan!! MasyaAllah, kami semua meletakkan nyawa kami kepada seseorang yang benar-benar tidak bertanggung jawab!!

Gue benar-benar shock!

Sudah demikian muak nya gue dengan semua masalah ini, sampai akhirnya gue bilang, “JADI GUE MESTI BAYAR BERAPA!?”, si Budi diam saja.

Akhirnya Bayu menengahi dan mengatakan, bahwa gue, Jupri dan Agnes, hanya harus membayar dengan harga yang di sesuaikan dari informasi staff Danakan tadi… *yang harganya sungguh sangat berbeda jauhnya*

Sambil memberikan uang tersebut, gue mengatakan, “NIIIH! GUE GAK MAU ADA URUSAN LAGI SAMA KALIAN!!”

Jupri juga memberikan uang pembayaran tersebut, dan kemudian, masuk ke kamarnya sambil membanting pintu.

Bayu masih berusaha untuk berbicara dengan gue, "Mbak Mimi....apakah kita masih bisa bicara Mbak?"

Gue: APA!! MAU NGOMONG APAAA!!!

Kemudian dia meminta maaf sekali lagi kepada gue, dengan matanya yang berkaca-kaca! Dalam hati gue: Halaaahh....gue udah gak peduli....basi semua omongan lo!

Semua permintaan maaf-nya tidak gue jawab. Dia gue tinggal masuk ke kamar.

Kemudian kami pun bubar…..

Tak lama, Agnes masuk ke kamar gue, dan kami pun kembali membahas tentang si Budi dan Bayu. Lama kemudian, kami baru menyelesaikan pembahasan kami.  Dan Agnes pun kembali ke kamarnya.

Lalu gue berniat untuk segera membereskan alat-alat selam kami yang kami jemur di depan teras. Takutnya nanti, karena kami sudah marah2 seperti ini, nanti alat-alat kami malah di malingin sama orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu.

Ketika gue keluar kamar, gue melihat Nabir dan Raka masih mengobrol dengan Budi.

Gue pun mengirimkan sms kepada Nabir: Bir, tidur Bir….masih aja lo mau ngobrol sama si Budi itu? Ngapain?

Tak lama kemudian, Nabir mengetuk pintu kamar gue. Lalu Raka, Nabir dan gue, kembali duduk di teras kamar membahas semua kelakuan Budi dan Bayu, dari awal sampai akhir.

Jam 3 pagi, akhirnya kami menyelesaikan obrolan dan masuk ke kamar masing-masing.

Jam 4 gue baru bisa tertidur, dengan hati yang masih murka….


25 Agustus 2012 – Meninggalkan Derawan.

Pagi jam 6, gue sudah terbangun. Ven dan gue langsung bersih-bersih dan berberes alat. Di rencanakan hari ini, kami akan kembali ke Tarakan setelah makan siang.

Waktu gue berberes koper, gue menemukan kaos Cekeran Management yang di berikan oleh Bayu kepada kami semua pada malam pertama kami di Derawan, sebagai token dari mereka. Semestinya hari ini, kaos tersebut kami pakai untuk foto bersama. Namun gue tidak sudi memakai kaosnya. Akhirnya kaos itu gue buang ke tong sampah.

Sampah!!
Begitu gue tiba di ruang makan untuk sarapan, berita tentang kejadian tadi malam ternyata sudah menyebar hampir ke semua anak-anak.

Di meja makan, kami semua kembali membahas kejadian itu. Dan membahas BCD Gadis yang masih belum kembali kepada pemilik aslinya. Gue tanya kepada Gadis, apakah dia mau mengambil BCD tersebut? Gadis bilang, dia gak mau. Dia gak sudi. Karena ternyata, kemarin siang dia juga sudah ngamuk-ngamuk di tempat Dive Operator yang merampok BCD nya. Jadi sekarang Gadis sudah mendendam dan tidak mau menerima BCDnya lagi, meskipun jika BCD itu di kembalikan oleh mereka.

Pagi itu, setiap kali gue bertemu anak-anak, mereka kembali meminta gue untuk bercerita mengenai kejadian tadi malam. Seperti memutar kaset rusak……..gue ceritakan secara singkat kepada mereka setiap kali mereka bertanya.

Gue bilang, gue gak yakin si Budi berani menampakkan hidungnya di depan kami hari ini.

Tapi ternyata gue salah. Kira-kira sebelum makan siang, si Budi tampak mondar-mandir di sekitar ruang makan dan Cottage *Gila ni orang….benar-benar gak punya malu!*

Akhirnya setelah kami selesai makan siang, kami pun bersiap untuk berangkat pulang ke Tarakan.

Sambil menuju ke Dermaga, kami di antar oleh para diveguide itu, dan Bayu. Gue malas berdekat-dekatan dengan mereka. Bicara dengan mereka pun gue sudah tidak sudi.

Lalu tiba-tiba, Ican mengatakan bahwa, Ruslan meminta kepada Ican untuk uang tips dari kami. LAH!?!! Uang itu kan sudah kami kasih kepada Budi untuk di sampaikan kepada masing-masing orang, tadi malam. Bahkan udah gue amplopin satu per satu.

Ketika mendengar hal itu, gue tidak peduli. Gue sudah malas bertengkar lagi. Gue tidak mau berbicara dengan mereka mengenai hal apapun. Tokh gue tidak akan bertemu dengan mereka lagi selamanya. Bodo amat deh…..mau mereka saling gampar-gamparan nanti karena masalah tips itu, gue benar-benar tidak peduli. Gue udah capek lahir batin!

Akhirnya ketika di Dermaga, kami pun satu-satu mulai memasuki kapal Speed Boat yang membawa kami dari Tarakan kemarin.

Salah seorang dari dive guide menyalami gue, dan bilang, “Mbak Mimi, sampai jumpa ya, nanti ke sini lagi yaaa…”, tidak gue jawab perkataannya. Dalam hati gue: Yeaaaaahhh…….gue pasti bakalan datang ke Derawan lagi suatu saat nanti………but not seeing you all, for sure!

Budi tidak berani menyalami gue…….takut gue rontokin giginya kali ya!

Akhirnya kami semua lengkap berada di Speed Boat, dan meninggalkan Derawan dengan di dampingi oleh Bayu dan Ruslan yang ikut di Speed Boat.

Ketika gue meninggalkan Derawan……..ada perasaan sedih dan lega yang gue rasakan. Di pulau itu, banyak sekali kejadian yang menimpa gue….dan teman-teman gue.

Sedih karena sekian hari kami semua berada disana, tidak ada satu hari pun yang tidak gue cemaskan. Setiap hari selama di sana, gue selalu khawatir akan kejadian-kejadian yang datang menghampiri kami. Meskipun tidak gue tunjukkan kepada teman-teman gue, tapi selama disana, hati gue tidak pernah tenang.

Lega karena akhirnya gue bisa meninggalkan pulau itu dan meninggalkan semua masalah-masalah konyol yang selalu menghantui kami selama di sana.

Sore hari, kami tiba di Pelabuhan Malundung – Tarakan, dan langsung di bawa oleh Bayu ke Hotel Makmur untuk menginap satu malam disana, sebelum besok sore kami pulang ke Jakarta.

Sore itu, setelah berberes di kamar masing-masing, Oom Effendy mengajak Ven, Chandi, Bambang dan gue untuk melihat konservasi Monyet Bekantan yang ternyata tidak begitu jauh tempatnya dari hotel.



 Di Konservasi Monyet Bekantan yang cukup bersih dan teratur....

Me and my Buddy, Venita
Lalu malamnya, sebagian dari kami berniat untuk makan Kepiting, lalu menyewa 1 buah angkot untuk membawa kami ke restaurant Milo B-21. Kami duduk bertumpuk-tumpuk di dalam angkot kecil itu, namun tetap ceria *Duduk di angkot bertumpuk-tumpuk sih gak masalah, asal jangan di kasih kapal kayu kecil aja………kami parno!! Ha ha ha…….*



Kelar makan bersama, kami kembali ke hotel dan beristirahat. Akhirnya hari ini, kami bisa terlepas dari semua masalah……

Doa malam gue sebelum tidur: Semoga teman-teman gue bisa tidur dengan tenang malam ini………..amin.


26 Agustus 2012 – Kepulangan.

Pagi ini, Ven, Jupri dan Agnes akan pulang ke Jakarta lebih dulu karena mereka memakai pesawat pagi. Jadi gue dan Ven berpisah di kamar kami. Kami berpelukan dan mengucapkan sampai bertemu lagi di Jakarta.

Kemudian, mereka bertiga pun berangkat menuju bandara dengan di antar oleh mobil yang di siapkan oleh Bayu.

Siangnya, kami semua makan siang bersama, lalu kembali mengunjungi konservasi Monyet Bekantan. Karena ada beberapa teman yang belum ke tempat itu, kemarin.



Monyet-Monyet di Hutan Konservasi..... *eh foto yang tengah bukan ding. Itu foto Raka* :D :D :D
Kelar berjalan-jalan dan berfoto di sana, kami di ajak oleh Bayu ke sebuah toko souvenir yang menyediakan cinderamata khas Tarakan. Tapi tidak ada satu pun dari kami yang bernafsu untuk berbelanja di sana. 

Akhirnya kami meminta untuk di ajak ke pasar tradisional saja.

Tiba di pasar tradisional yang ternyata banyak menjual barang-barang export dari Malaysia, kami masing-masing sibuk berkelana di dalam lorong-lorong pasar tersebut. Dan akhirnya gue sedikit berbelanja makanan oleh-oleh untuk di rumah.


Di Pasar Tradisional Lingkas
Kelar dari Pasar Lingkas, kami kembali ke hotel dan bersiap untuk menuju bandara.

Berhubung, Susi, Budi Suwito, Bambang dan Andre masih berniat tinggal di Tarakan sampai lusa, jadi mereka pun pindah tempat ke hotel terdekat.

Akhirnya kami yang tersisa berangkat menuju bandara meninggalkan Tarakan.

Tiba di bandara, sekali lagi Bayu meminta maaf atas segala pelayanan dia yang berantakan. Ketika dia menyalami gue, tidak satu patah kata pun terucap dari mulut gue. Gue sudah malas berbicara dengannya….

Malam itu, ketika pesawat akhirnya memasuki langit Jakarta, dari dalam pesawat, gue memandang lampu-lampu kota Jakarta yang meriah dengan hati suka cita.

Gue bilang sama teman-teman gue, "Seumur-umur gue travelling kemana pun, belum pernah ada judulnya gue pulang ke Jakarta dengan hati senang. Biasanya setelah selesai travelling, kayaknya gue sangat berat dan malas untuk pulang ke Jakarta karena ke-enakan berlibur. Namun kali ini lain!! Gue bahagia sekali melihat Jakarta!! Sungguh!! Ha ha ha ha….."

All of us. Meskipun dengan segala kesusahan, kami masih tetap bisa tersenyum manis........cheerss!
Well, meskipun banyak sekali kejadian sepanjang perjalanan ini, tapi banyak juga pelajaran yang sudah gue terima. Gue salut sama teman-teman gue semua, karena kami semua bisa tetap saling membantu satu sama lain dan saling mendukung serta saling memperingatkan, selama perjalanan ini. Dan gue sangat bersyukur karena meskipun sudah banyak mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, tapi kami semua selamat, tanpa kekurangan apapun dan kembali ke Jakarta dengan cerita baru. Baru kali ini gue percayakan 100% dan meminta orang lain untuk mengurus perjalanan gue, dan berakhir dengan berantakan……baru kali ini…….. *Tarik nafas berat*

Buat gue, hal ini bukan karena masalah budget travelling atau bukan, tapi karena salah pilih saja. Harga tidak ada hubungannya dengan semua masalah ini. Karena menurut gue, harga yang di tawarkan oleh Bayu, adalah harga standard dan bukan budget-budget amat. Karena selama gue melakukan diving, banyak Dive Operator atau Dive Centre yang menawarkan harga budget ataupun harga standard atau harga mahal dan mereka bisa memberikan tamunya pelayanan yang memuaskan.

Harapan gue sih, semoga perjalanan ini, bisa menjadi pelajaran untuk teman-teman yang lain.

Jangan sampai ada lagi teman-teman diver ataupun traveler lain yang terkena tipu muslihat BUDI  a.k.a  BUDI SHARK yang tidak bertanggung jawab itu. Gue berharap, si Budi ini, segera di bend dan di hilangkan dari dunia perdivingan, karena setelah gue berbicara dengan beberapa teman gue, ternyata ada yang sudah kena tipu juga oleh si Budi ini. Orang ini sungguh sangat berbahaya. Dan tidak boleh menjadi dive guide lagi. Karena akan sungguh sangat di sayangkan jika niat para traveller atau diver yang ingin menikmati keindahan alam Derawan, jadi harus rusak karena orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti si Budi ini.

Dan semoga tidak ada lagi teman-teman lain yang terpancing dengan janji-janji manis dari Bayu dan Cekeran Management-nya untuk masalah diving.

Dan berhati-hati lah selama teman-teman berada di kepulauan itu….carilah Dive Operator yang benar-benar terpercaya untuk perjalanan diving kalian selama di sana. Tidak semua Cottage atau Dive Centre di sana yang menawarkan paket diving yang mungkin sesuai dengan harapan kalian….

Dan yang paling utama…………jangan pake travel liason untuk mengurus perjalanan kalian, kecuali kepada orang-orang yang sudah terpercaya dan sudah kalian kenal 100%..........

Intinya: Uruslah perjalanan kalian sendiri……………….

Percayalah…..ha ha ha ha………*gue lagi toyor diri sendiri pake tabung nih!*


12 comments:

Anonymous said...

Aduh, sayang kenapa tampang muka si budi gadungan itu dipajang...gila dipiara sama dia... Untung semua selamat...

Anonymous said...

ih gila ikutan emosi gini gw bacanya >:O
ga ada foto si budi itu ya? pengen tau orangnya kayak apa >:O

Anonymous said...

That's why scuba diving trip is not cheap..How much did you spent on that trip in total? If it's cheap, then there could be something missing. :)

mimosa_pudica said...

@Anonymous 1 & Anonymous 2, hmm...kayaknya nanti klo gue pasang tampangnya Budi, nanti gue bisa di tuntut kayak Prita. Pencemaran Nama Baik. Wkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkwkw *ketawa geli sendiri* .... :D :D :D

@Anonymous 3, have you read my story carefully? :) Like I said, this was not about the budget issue, this was about wrong choices in the wrong time with the wrong guys (Budi and Bayu). You can't say, "Scuba Diving trip is not cheap".....because from my experiences, every trip (dive or not dive) will be depends on what you need and what you seek. This guy -Budi- had also done same stupid action to several of my fellow diver friends, when they were diving with their own trip in Derawan.
Have you been to Derawan? I hope you had, because in this matter of specific Island, you would know what this story means about... :) cheerrsss.... :)

Unknown said...

Wuih... seru banget baca cerita Derawan lo... turut prihatin yah... untung banget ya gw gak ikut (lah diajak aja nggak hahaha)...

thanks for sharing, very informative and useful info.

nanti kalau gw pas kesana gw cari deh yang namanya si Budi dkk itu, siapa tau sempat diving sama mister diving itu.... :P

mimosa_pudica said...

@Rendra Hertiadhi, iya ya, mestinya ajak elu aja tuh ke sana. Biar mereka pada sujud-sujud sama dirimu...ha ha ha...biar pada kapok tuh :D

Unknown said...

Welah dalah.... Sbtlnya gw jg trmsuk yg prnh kuciwa wkt dive di derawan. Tp wkt itu gw mikirnya krn ga well prepared dan ndadakan. Plus wkt itu cm gw sendiri yg berlicense yg 2 tmnku laen msh discovery.
Mirip Mi... Sewa alat nya kemahalan dan dia sibuk ngurusin yg discovery sendiri gw dibiarin seliweran tanpa buddy nor guide.
Wokeh gw catet ceritamu ini yaw.....

Meilani said...

salam kenal mba mimi :)
gileeee critamu seru banget, paling seru so far. sampe ikutan menyelami emosi pas kejadian.

cheers,
Mei

semur_jengkol said...

waduh..serem banget ceritanya..rasanya pengen nampol-nampolin

aku mau ke sana desember ini..semoga baik-baik saja...(dan gak ketemu si Budi dkk..AMIN)
baca cerita ini jd takut diving di sana (mana sy pemula lagi)

WR,
iting

Anonymous said...

Salam kenal mbak mimi..info yg bgus khususny bt w yg lg nyusun plan mau diving ksna.

Good info :)

Unknown said...

Turut berduka atas libuaran yang suramnya mba Mimi.
Dan sekaligus malu karena satu dua oknum yang mencoreng tour organizer di derawan.

Semoga di kunjungan berikutnya kak Mimi dan teman2nya mendapatkan tour organizer yang kualitasnya handal.

Unknown said...

Turut berduka atas libuaran yang suramnya mba Mimi.
Dan sekaligus malu karena satu dua oknum yang mencoreng tour organizer di derawan.

Semoga di kunjungan berikutnya kak Mimi dan teman2nya mendapatkan tour organizer yang kualitasnya handal.

Post a Comment

About Me

My photo
Jakarta, Jakarta, Indonesia

Followers