:: YTH Bpk. Nurung ::

Kemarin siang gue membuka berita online Kompas bertajuk:

"Lelaki Tunanetra, Puluhan Tahun Hidup di Kandang"


Gue langsung tertarik membacanya, dan ketika selesai membaca, gue menitikkan air mata. Ini beritanya:


WAJO, KOMPAS.com — Seorang pria tunanetra di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, hidup sebatangkara di dalam kandang berukuran 3 x 3 meter. Untuk bertahan hidup, Nurung (51)–demikian ia biasa dipanggil, hanya bisa beternak ayam milik warga, tanpa upah dan hanya bagi hasil. Ditemui pada Selasa (6/3/2012) di kandang ayam tempat dia hidup, Nurung sedang menjalani rutinitas bersama ayam-ayamnya.

Warga Dusun Pattiromusu, Desa Wecudai, Kecamatan Pammana, ini telah mengalami kebutaan sejak masih anak balita. Nurung bercerita, peristiwa tragis itu merupakan dampak penyakit cacar yang dideritanya saat berusia 5 tahun. Dua tahun sebelum itu, orangtuanya telah meninggal. Nurung yang sudah tunanetra lalu dibesarkan oleh pamannya. Namun sayang, pamannya pun meninggal saat Nurung masih berumur 16 tahun. Nurung menceritakan kisah hidupnya sambil meneteskan air mata.

Sejak saat itulah, Nurung hidup sebatangkara di tengah kondisi yang serba sulit. Meski demikian, Nurung tak pernah patah semangat. Kandang ayam pemberian warga digunakannya sebagai tempat tinggal, dan juga untuk memelihara ayam milik warga. Tentunya hal ini tidaklah mencukupi, pasalnya butuh waktu berbulan bulan hingga ayam peliharaannya ini berproduksi hingga mendapatkan bagian. Dari hasil pembagian ayam inilah Nurung menjualnya kepada pedagang ayam keliling.

"Hanya itu yang dijual, kalau banyak hasilnya bisa dia tabung untuk membeli beras miskin, karena raskin, kan juga dibeli," ujar Andi Baso Ishak, warga kampung yang tinggal sekitar 3 kilometer dari kandang Nurung.

Gubuk Nurung yang jauh dari permukiman warga, semakin membuatnya harus berjuang sendirian memenuhi kebutuhan hariannya. Setiap hari, ia harus menempuh jarak 2 kilometer untuk mengambil persedian air dengan menenteng jeriken.

Kepala desa setempat mengaku salut dan prihatin atas ketabahan hati Nurung dalam menjalani kehidupannya. "Kami di sini sangat kasihan sama Nurung, makanya warga di sini rela tanahnya ditinggali sama dia," ujar Kepala Desa Perdi.


Kompas Online, Selasa 6 Maret 2012:

http://regional.kompas.com/read/2012/03/06/08285291/Lelaki.Tuna.Netra.Puluhan.Tahun.Hidup.di.Kandang


Gue membayangkan....bagaimana bisa ada seseorang yang bisa hidup bertahun-tahun tinggal di kandang Ayam seperti itu???? Bersama Ayam-Ayam ternak peliharaan yang juga bukan miliknya....
Gak kebayang sama gue bagaimana rasanya....
Betapa kuat dan tabahnya Bapak Nurung ini mengarungi hidupnya, sebatang kara selama 51tahun, dengan keadaan cacat mata, tanpa secuilpun harta dan tinggal di kandang Ayam.... *gue merinding ngebayanginnya*

Canda-an yang sekiranya sering kita lontarkan, seperti “Rumah kayak kandang Ayam” (karena sangkin berantakannya), atau “Rumah gue kecil, kayak Kandang Ayam”……kali ini, bukan lagi candaan….

It is literally happened! Oh my God….

Miris. Gue sedih. Terenyuh. Gak tega….

Setelah membaca berita itu, gue kepikiran terus sama Bapak Nurung.

Lagi makan-kepikiran Bapak Nurung, lagi mau tidur-kepikiran Bapak Nurung, lagi mau beli barang-kepikiran Bapak Nurung....

Akhirnya gue memutuskan untuk do something about it. Otherwise, I will be sorry for the rest of my life if I’m not…

Gue ingin memberikan sesuatu kepada bapak Nurung. Sesuatu yang bisa sedikit mengurangi beban penderitaannya dan secercah senyum bahagia di hari senja-nya, yang tidak pernah beliau rasakan selama 51 tahun dalam kepedihan hidupnya.

Apa yaa? Mata? Sayangnya mata gue juga udah gak bagus, karena pake kacamata, minus 3. Dan *tanpa mengurangi rasa hormat kepada Pak Nurung*, kebetulan, gue juga masih membutuhkan mata ini.

Rumah? Duh, gue sendiri masih tinggal sama rumah orang tua.

Dana……………………yes! Itu yang paling benar. Dengan dana, mungkin Pak Nurung bisa berbuat sesuatu untuk melangsungkan hidupnya. Dengan dana, mungkin bisa sedikit memudahkan hidup Pak Nurung agar tidak lagi tinggal di kandang Ayam.

Gue udah mencoba menghubungi dan mengirimkan e-mail ke pihak Kompas, untuk di berikan alamat, nomor telepon yang bisa di hubungi dan data lainnya mengenai Pak Nurung. Semoga e-mail gue di balas pihak Kompas secepatnya. Atau kiranya ada temen-temen yang kebetulan punya informasi solid tentang Pak Nurung? Bisa bantu info ke gue.... :) :)

So, dengan niat ini, gue juga mencoba untuk mengetuk pintu hati teman-teman semua. Seandainya ada yang ingin bersama-sama gue untuk memberikan sumbangan kepada Pak Nurung…..yuukk kita kumpulkan.

Kalo ngeliat dari postingan comment di Kompas, di bawah berita tentang Bapak Nurung ini, kayaknya hampir semua comment tersebut hanya bernadakan kecewa, marah, prihatin dan mengutuk ketidak adilan. Tapi hanya sedikit yang langsung bertanya untuk membantu.

Nah, dari pada cuma mengutuk dan merasa prihatin…mending kita do something for Pak Nurung.

I know there’s must be a lot of people out there, who also unfortunate just like Pak Nurung. But at least with one, we can do good. And that’s better than nothing, I think :)

Kita bisa mengumpulkan koin untuk diberikan kepada Pritha dengan nilai ratusan juta sebagai tanda prihatin kita kepada Pritha atas ketidakadilan hukum. Kita bisa menggalangkan dana untuk diberikan kepada Darsem, agar dia tidak di hukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi senilai 1,2 M!!

So? Kepada enggak kita lakukan juga kepada bapak Nurung??

Dengan Bismillah, gue mengajak teman-teman semua untuk membuka hati dan membantu Pak Nurung dengan hati yang bersih dan ikhlas.

----------
Kalo ada yang mau ikutan nyumbang dana, bisa ke sini (untuk sementara, sampai gue mendapatkan detail lengkap dari pihak Kompas):

BCA
a/n : Mimi Amilya
No. Account : 436 139 0568
(Tolong di cantumkan berita pengiriman: "YTH Pak Nurung", biar enggak kehilangan track transfernya, dan cantumkan juga alamat e-mail teman-teman semua, biar nanti bisa gue kirimkan laporan dana yang terkumpul).


Let's do something.....

2 comments:

sam august said...

dear Mimi,
Apa sudah ada info dari Kompas soal Pak Nurung ini? Lalu apa rencanamu untuk beliau.. mungkin kita bisa bantu merealisasikan. terima kasih

sam august

mimosa_pudica said...

Hai Sam,

Sori nih baru sempet bales. Untuk Pak Nurung, saya dan teman-teman sudah melakukan transfer dana ke beliau lewat pihak Kompas.

Dan dana tersebut sudah di terima oleh Pak Nurung langsung.

Terima kasih atas perhatian dan dukungannya ya :)

-Mimi-

Post a Comment

About Me

My photo
Jakarta, Jakarta, Indonesia

Followers