:: My 1st Solo Travelling Trip ::

Awalnya karena gue gak ada ide mau kemana pas liburan Lebaran kemarin. Berhubung waktu berlibur cukup panjang, jadi gue akhirnya memutuskan untuk jalan2 sambil diving.

Gue coba ngajak beberapa temen2 diver gue untuk travelling bareng, tapi ternyata mereka udah punya rencana masing2. Ada yang udah beli tiket ke Alor. Ada yang mau ke Bandung sama keluarganya. Ada yang udah di Bali. Malah ada yang lagi dalam perjalanan ke Derawan. Ada juga yang gak mau kemana2. Mereka malah balik ngajakin gue untuk berangkat bareng….tapiiii….gue gak minat dengan rute pilihannya. Hehehehhe….ajakan dari gue ternyata telat… :D mungkin karena gue ngajaknya dadakan juga yaa…

Akhirnya gue memutuskan nekad untuk berangkat travelling sendiri…

Kecuali Bali, seumur hidup gue, belum pernah gue travelling sendirian. Kemanapun! Bahkan ke Bogor aja gue pasti gak pernah pergi sendiri. Tapi kalo pergi ke Bali maahh cincaaiiii…udah kayak berangkat ke Blok M….tinggal dateng, trus udah tahu mau ngapain dan kemana. Dengan modal dompet ama handphone aja, gue bisa ‘go show’ berangkat ke Bali tanpa rasa takut. Tapi kalo ke negara atau kota lain, gue gak pernah sama sekali berangkat sendirian. Well….there is always the first time for everything, right? ;)

Awalnya pilihan tujuan gue adalah Thailand (Similan atau Krabi), Pulau Komodo dan Wakatobi. Tapi akhirnya pilihan gue jatuh ke Manado. Dengan alasan, akses akomodasinya lebih gampang, perjalanannya gak terlalu ribet dan berat kalo di lakukan sendiri. Secara gue baru pertama kali travelling solo, pastinya masih takut nyari rute yang ribet. Trus, budgetnya juga gak terlalu mahal. Dan banyak temen2 diver gue yang kasih referensi tempat, resort dan PIC disana. Daaannn…yang terakhir adalah, ternyata ada beberapa temen lama dan temen SMA gue yang sekarang menetap di Manado. Pikiran gue, “Yah, at least kalo gue ‘kenapa-kenapa’, ada orang di Manado yang bener2 kenal sama gue dan keluarga gue.” Hehehe…

Akhirnya gue memutuskan untuk mengambil rute ke Manado

Malem sebelum berangkat besok siangnya, gue gak bisa tidur….

I was too excited and worry. Excited karena trip ini bakalan jadi “My first solo travelling point” gue. Gue cemas, karena gue belum pernah sama sekali berkunjung ke daerah bagian Tengah di Indonesia. Gue gak tahu apa-apa tentang daerah Sulawesi! Gue cemas, nanti kalo gue ‘kenapa-kenapa’, apakah gue akan di urus dengan proper? Gue khawatir nanti tiba di sana, ternyata gue bete karena gak ketemu ‘feeling liburan’nya. Gue cemas karena akan menyelam di laut yang gue gak tahu sama sekali kondisinya. Wah, pokoknya banyak banget yang gue pikirin dan khawatirkan.

Gue coba tidur dari jam 11 malem, tapi akhirnya baru bisa tidur jam 4.30. Sangking kebanyakan yang di pikirin. Haahhhahha…

Gue bangun jam 8.30, trus langsung prepare dan lanjut berangkat ke airport. Sepanjang perjalanan ke bandara, gue deg-degan terus! Gak pede. Gak yakin. Cemas. Too much “worst scenarios” in my mind. What about this, what about that, what if, what will be happen, bla…bla…bla…….duh, bawaannya pingin putar arah dan balik ke rumah ajaaaa….

Nyampe di bandara, gue langsung check-in dan nunggu di ruangan boarding. Begitu panggilan masuk pesawat di umumkan….kaki gue langsung lemes. Gue susah bangun dari tempat duduk. Lemesss gilaaaa…rasanya pingin ngesot aja naik ke pesawat... :((

Tapi berhubung semua paket dan travel arrangement udah full paid, jadi gak bisa gue batalin. Akhirnya, gue naik pesawat juga.

Tumben sekali pesawat “Harimau” ini gak delay. Tepat waktu sekali loh. Mungkin karena baru Lebaran, jadi baru maaf-maafan dan di maafin sama seluruh pelanggannya, jadi dia berusaha untuk tidak delay. Hheheheeh…

Di dalam pesawat, seperti biasa, gue duduk di Window Seat.

Duduk di samping kanan gue, 1 orang wanita dan 1 bapak2 yang tampaknya baru menikah (ngelirik dari tangan si cewek yang masih ada bekas lukisan Inai dan kemesraan mereka yang berlebihan). Dalam hati gue, “Ooo newly wed yang mau pulang ke kampung halaman nih”.

Dan ternyata, woooowwww….sepanjang penerbangan, mereka sangat mesra. I mean…….….sanggaaaaaaatttttttttt messsraaaaaaaaaaaaa…..

Mereka saling peluk2an, saling pegang, saling cium, tangan mereka tampaknya tidak bisa lepas dari tubuh satu sama lain. Si cewek yang selalu tertawa dengan nada tawa menggoda dan sedikit genit. Badannya menggeliat sana-menggeliat sini, gelinjang sana-gelinjang sini, pegang sana-pegang sini, raba sana-raba sini, peluk sana-peluk sini, duduk merosot, duduk dempetan….pokoknya kedua insan ini bener2 gak bisa dieemmm!

Gue yang duduk di samping mereka sampe jengah sendiri. Gak ada ampun, mereka benar2 saling menggoda. Badan dan hasrat mereka kayaknya gak sanggup untuk di pisah oleh bangku pesawat. Mau nya nemppeeeellllllll terussss!!! Akhirnya sepanjang penerbangan, gue duduk miring hadap jendela dan pura-pura tidur ajaaaaaaaaaa……..

Gue gak berani buka mata! Takut nanti pas buka mata, malah ngeliat mereka melakukan “Malam Pertama” di samping gue….weedeeewww….

Gue sampe gak berani pipis. Takut nanti kalo minta permisi mau ke toilet, gue malah di timpuk kondom sama mereka. Hadeeehhh…. ternyata lumayan berat cobaan pertama gue ini….penerbangan berjarak 3 jam cuuyyy….duduk disamping pasangan yang lagi mabuk kepayang begini….bussetttt daaahh :D

Akhirnya di iringi dengan hujan dan awal tebal, serta goncangan-goncangan yang lumayan keras (kedua pasangan di samping gue makin lengket akibat goncangan-goncangan itu), pesawat “Harimau” ini touch down di bandara Sam Ratulangi-Manado….

Waktu setempat menunjukan jam 18.30 waktu pesawat mendarat. Iihhh…gue tersenyum-senyum sendiri. So far, gue sudah sukses menjalani awal dari perjalanan ini. Senyum bangga gue tercetak nempel di muka….gak ilang-ilang. Senyum di kulum sembunyi2….gak berani lebar-lebar, takut di sangka gila, karena senyam-senyum sendirian. Pas masuk airportnya, sepanjang koridor airport, gue sampe gigit bibir sendiri, biar senyum gue gak makin lebar………………..lega, bangga, semangat, senang dan deg-degan.

Gue di jemput oleh driver dari La Rascasse Resort, tempat gue ambil paket diving. Yang jemput gue namanya Pak Joni. Orangnya baik dan banyak cerita. Sepanjang perjalanan ke resort, beliau cerita macam-macam tentang keadaan di Manado. Beliau tinggal di resort dan beliau sudah berkeluarga. Keluarganya tinggal di salah satu daerah di luar kota Manado. Lumayan jauh. Jadi beliau pulang ke rumah hanya setiap 2 minggu sekali. Beliau bilang, “Mbak Mimi kan muslim, jadi harus hati-hati kalo mau cari makanan di Manado. Soalnya banyak B2 nya. Setiap tempat yang ada tulisan Chinese Food, sebaiknya di hindari. Dan setiap restaurant yang ada asap, tapi bukan restaurant Seafood, sebaiknya di hindari juga. Karena itu pasti ada makanan Babi-nya.”

Beliau cerita tentang keadaan daerah sekeliling pantai di Manado yang heboh dan panik waktu pas bencana Tsunami di Jepang, takut terkena efek Tsunami juga. Saling toleransi agama yang sangat bagus dan solid di masyarakat Manado, tentang ragam agama Kristiani yang ada di sana (menurut beliau ada 5 agama Kristiani dan ratusan gereja di Manado), sampe kemacetan yang sekarang mulai parah (buat gue sih, macetnya Manado masih “ringan” di banding macetnya Jakarta yaaa…hehehe), dan beliau seumur hidupnya, sama sekali belum pernah keluar dari Manado. Beliau bilang, ada niat mau melihat Jakarta suatu saat nanti, tapi tidak untuk menetap…karena beliau bilang, Manado pasti lebih nyaman di banding Jakarta. Gue langsung angguk-angguk kencang….setujuuuuuu pakkk!!

Beliau bilang, “Mbak Mimi kan baru pertama kali ke Manado, tapi tidak usah khawatir, mbak pasti aman di sini, saya jamin! Kalo Mbak Mimi mau jalan-jalan kemana, bilang aja sama saya, nanti saya akan anterin…”, …….alhamdullillah, dalam hati gue…

Setelah hampir 45 menit perjalanan, akhirnya kami tiba di La Rascasse Resort. Gue langsung di bawa ke restaurantnya untuk makan malam dan di kenalin sama Pak Jeffry Massa, salah satu pengelola resort. Gue memperhatikan, ada beberapa diver di situ yang ikut makan malam (ngeliat dari kaos-kaos mereka yang selalu ada ‘petunjuk’ kalo mereka diver :D).

Setelah makan, urusan dokumen diving dan check-in proses selesai, akhirnya gue masuk kamar. Hhhhmm….capek juga yeee…

Kelar berbenah dan mandi….akhirnya gue langsung istirahat. Very very very much excited for tomorrow for sure! ;D


Day 2: Sachiko, Siladen & House Reef

Pagi jam 6 gue dah bangun. Waahh….memandang laut pagi hari dan menghirup udara laut yang bersih, bikin hati gue tentram banget. Semua persoalan, masalah, kesibukan, penat, pusing, kusut, sedih, derita, marah, kecewa, hilang seketika…

Pagi pertama di Manado…gue bersyukur dan berdoa. Seandainya…………………… ahh sudahlah….






Kamar La Rascasse Resort

Kelar leyeh-leyeh dan menikmati suasana resort, gue berberes dan langsung menuju restaurant untuk makan pagi. Disana para diver udah berkumpul makan pagi juga. Gue duduk menyendiri menikmati makanan….sambil nguping pembicaraan para diver-diver lain…heheheh…

Ternyata mereka ada yang udah beberapa hari menginap di sini, dan mereka udah mengunjungi beberapa point di Bunaken. Duh, gak sabar deh gue kayaknya pingin langsung nyemplung…






Pemandangan dari depan teras kamar....

Kelar makan pagi, gue langsung berberes gear dan menuju kapal. Disana udah ada beberapa diver yang ikut di trip hari ini. Mereka ternyata dari Jakarta semua…heheheh. Ada yang dari club Corona, ada yang dari Global Dive. Jam 9.30, kami set sail….berangkat menuju Bunaken. Perjalanan dari resort ke Bunaken kira2 sekitar 40-45 menit. Di sekitaran Bunaken ada 25-31 dive spot yang biasa di kunjungi oleh para diver.

Point pertama yang kami kunjungi, Sachiko Point.

Kenapa dinamakan Sachiko? Karena yang menemukan point itu adalah diver cewek dari Jepang, namanya Sachiko…(alasannya standart yak). Awalnya karena si Madam Sachiko ini sangat suka dive di spot tersebut, dan sangking seringnya dia dive di situ, maka spot itu pun akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya….

Menurut berita, si Madam sendiri sekarang udah tuwir, dan kayaknya udah gak pernah datang lagi ke Manado. Kemungkinan beliau sudah meninggal. Waduh, hebat yaaa….orangnya sudah tidak ada, tapi namanya tetap harum di dunia kelautan dan Indonesia, karena salah satu dive point terbaik di Bunaken, di abadikan oleh namanya.

Di Sachiko, airnya bening ajaahh….arusnya lumayan, visibility-nya bagus sekitar 20-25 meter, hard koralnya yang besar-besar dan bagus serta ragam ikannya yang buannyaakkkk bangettt….!

Sachiko Point

Ada satu diver yang sempet kehabisan udara waktu di Sachiko, jadi langsung di cekokin Octopus sama DM lokal. Mungkin karena terlalu excited dengan keindahan dalam laut Sachiko yaa…heheh…

Setelah dari Sachiko, kita pindah ke Siladen. Di Siladen arusnya lumayan, dan bentuknya steep wall gitu, trus banyak ketemu Macro etc. Reefnya flat, jadi ndak terlalu banyak lekukan-lekukan tajam kayak di Lekuan.

Kelar dive ke 2, kita balik ke arah resort. Tiba di depan resort udah lumayan sore, lalu kita gear-up lagi untuk dive ke 3, night dive di House Reef La Rascasse.

Di House Reef, semua orang sibuk mencari ikan Mandarin. Tapi tampaknya kita kemaleman, jadi tidak terlihat seekor Mandarin pun di House Reef. Dan akhirnya karena bosan, gue naik duluan dan leyeh-leyeh di kapal sambil menunggu diver lain naik.

Diver hari ini yang ikut serta adalah: Ferry Chuan dan teman-temannya (Corona Diving Club), Alvin, Nelson, Oom Effendy (Papanya Alvin), terus, kameranya Oom Effendy dan satu lagi kameranya Oom Effendy….(beliau bawa 2 kamera yang gueedee-gueedeeee….ck ck ck ck… :D


Day 3: Fukui, Lekuan III & Batas Kota

Pagi ini, setelah makan pagi dan beberes, gue langsung menuju kapal. Di sana udah ada beberapa diver baru: 2 cewek yang baru dateng dari Nabire-Papua, mereka baru check-in pagi ini dan langsung diving. Lalu, 1 keluarga dari Jerman (Mr. Steven – The Father, Mrs. Steven – The Mother dan Phillip - anak laki2 nya umur 19 tahun).

Para diver dari Corona hari ini tidak ikut berangkat, karena mereka nanti sore sudah harus pulang ke Jakarta. Jadi di kapal hari ini tinggal para diver dari Global Dive, 1 keluarga Jerman, 2 cewek baru, dan gue. Ada 8 orang yang diving hari ini. Alvin hari ini enggak ikut diving, karena ternyata kemarin setelah dive terakhir di House Reef, kupingnya kena Reverse Block dan berdarah. Jadi hari ini dia jadwal periksa ke THT di Manado.

Tujuan dive pertama hari ini adalah Fukui Point.

Nama Fukui juga di abadikan dari diver dari Jepang yang pertama kali mendokumentasikan dive site itu. (kenapa gak ada Bambang Point ya? Atau Mahmud Point, gitu?)

Di perjalanan ke Fukui, kita ketemu gerombolan Dolphine….buannyaakkk buanggetttt….sumprit! Kita semua langsung pada kegirangan ngeliat para Dolphine yang berenang-renang dan loncat2 deket kapal. Kayaknya gue pingin langsung nyemplung dan berenang bareng mereka. Iihhhh amazing banget bisa ngeliat gerombolan Lumba-Lumba sebanyak itu…







Gak lama kelar ketemu Dolphin….kita ketemu Dugong! Masyaallaahhh….gue girangnya tak terkira!

Tiba di Fukui, kita langsung gear-up dan nyemplung. Di Fukui, bentuknya slope dan banyak koral2 warna-warni cantik. Waktu kita nyemplung, arusnya lumayan juga. Di sini kita ketemu Giant Clam, ikan Buntel etc etc.

Diving di Manado, setiap kali kita safety stop di 5-10 meter, pemandangan yang di suguhkan sungguh-sungguh cantik. Banyaakk sekali soft coral warna-warni, ikan-ikan kecil dan besar, makro dan tumbuhan lainnya yang bertebaran. Seolah-olah kita sedang berada di dalam aquarium….atau berjalan-jalan di sepanjang taman yang indah banget. Gue terpesona lagi….

Kelar dari Fukui, kita pindah spot ke Lekuan III

Di Lekuan, bentuknya vertical wall, lurus turun sekitar 60-65m, dan banyak lekukan-lekukan wall-nya. Begitu kita descent, langsung ketemu se-ekor Giant Turtle yang gueedeeee banget segede Bagong! Menakjubkan banget ngeliat Giant Turtle nemplok di antara Wall Lekuan.

Hari ini, arus di Lekuan kebetulan lagi kenceng…jadi gue bener-bener mesti harus drift dan kicking lumayan berat. Kami sempat gak bisa terus jalan karena arusnya terlalu kencang akhirnya balik arah. Di sini, kita ketemu Batfish dan ikan-ikan lainnya, lalu tiba-tiba DM/guide gue kasih tanda sign ada hiu……..gue langsung ngeliat ke arah kanan gue, di ujung laut biru sana, gue ngeliat ada bayangan beberapa bentuk ikan hiu……………whuaaaaaaaaaaaaaaa…………gue langsung ngibrit kicking kenceng ke arah para DM dan pegangan tangan!!! Wakwkwkakaka….sumpaahhh gue takuuutt…!! Dan ternyata hiu nya bukan hanya di ujung laut biru sana, di bawah wall Lekuan juga ada bayang-bayang ikan hiu, sekitar 2-3 ekor. Kami di kelilingi Hiuuuuu!! Whheewww…….

Di antara semua makhluk laut, gue paling terpesona dengan ikan Hiu dan Paus. Mereka makhluk2 yang perkasa, cerdik dan besar. Setiap kali nonton National Geography, Animal Planet, Nat Geo Wild etc…gue paling suka nonton mengenai Hiu dan Paus. Gue terpesona dengan Great White Shark, Bull Shark, Killer Whale, Shark Whale dan Blue Whale. Tappiiii……ternyata ketika gue berhadapan langsung dengan Hiu……..gue langsung ciutttt! :D

Tiba-tiba aja, napas gue langsung drop ke 50 bar. Cepet banget habisnya. Hahahha…stress kali ya karena ketemu Shark. Hahahaha…

Setelah kita semua accent, para DM langsung pada ngegodain dan ngetawain gue, “Baru tahu kita, ternyata ada diver yang takut sama Hiu……..hahahhah”. Siyaaalllll…….hahahahah…. :D

Kelar dari Lekuan III, kita balik lagi ke arah resort, terus sekitar jam 4 sore, kita mulai gear-up dan nyemplung di Batas Kota,

Di Batas Kota, kita ketemu banyak Stingray, Octopus, Seahorse bertebaran di mana2.

Ada kejadian “hampir ngeri” waktu dive ke 3 di Batas Kota.

Gue ketemu uler lagi leyeh-leyeh santai sambil tidur-tiduran ngumpet di dasar pasir….gue senterin dan gue deketin si uler sambil liat-liat lumayan dekat. Nah si DM lokal ternyata iseng, trus dia sodok-sodok tuh si uler supaya keluar dari comfort zone-nya. Karena merasa di ganggu dan di sodok2…..keluar lah si uler yang ternyata lumayan panjang, ngibrit kenceng ngelewatin samping muka dan badan gue….whuuuuuzzzz…… doi lewat dekeeetttt bangettt ama gue…..warnanya belang-belang item putih.

Dan ternyataaaaa…..selidik punya selidik, pas lagi ngobrol2 malem sama para diver, ular tadi yang nyangsang kabur ke deket gue itu adalah salah satu ular paling mematikan di laut! Most venomous water snake, namanya Banded Sea Snake (Laticauda Colubrina). Siyaalll….tau gitu gue gak mau deket2….dan ngapain juga di sodok2 sama si DM, coba? Untung gue gak di gigit sama itu uler….whheewww….merinding gue ngebayanginnya….

Malam ini, sambil makan malam kita semua ngumpul di restaurant.

Oom Effendy (Papanya Alvin), Alvin dan Nelson, Linda, Winda (2 diver dari Nabire). Para diver dari Corona, sudah balik ke Jakarta tadi siang. Besok, Alvin dan papanya beserta Nelson tidak ikut diving lagi, karena mereka sudah harus pulang ke Jakarta.


Day 4: Lekuan II, Alung Banua & Muka Kampung

Hari ini kita dive ber5 (Mr. Steven, Mrs. Steven, *Phillip hari ini enggak ikut, karena dia mau jalan-jalan aja naik sepeda*, lalu ada Winda, Linda dan gue), di tambah 1 bule dan 2 orang tambahan yang snorkeling (cowok bule dan cewek Indonesia). Jadi totalnya ada 8 peserta yang melaut.

Tujuan hari ini kita ke Lekuan II. Di Lekuan II bentuknya sama dengan Lekuan III, vertical wall yang arusnya juga kencang. Kita di bawa mengunjungi Cave sama para DM.

Gue sempet turun ke 40m, and pas liat ke atas, team gue udah pada ilang….nah lo….pada kemana nih? Gue naik lagi ke atas dan mulai nyari team gue. Untungnya 5 menit kemudian gue ketemu lagi sama mereka…..berkat visibility yang bagus disini, jadi gue gak susah nyari-nyari karena semuanya keliatan dari jarak 25-30m. Coba kalo kita ‘ilang’ di sekitaran P1000….hahhahahah…….buteeekkk cuuyyy :D :D

Selesai dive di Lekuan, kita pindah ke Alung Banua. Di sini bentuknya wall juga tapi ada slope-nya dan arusnya tenang. Gak kayak di Lekuan dan tempat lain yang arusnya kencang. Setelah 2 hari ketemu arus yang kenceng, kayaknya nyelem di Alung Banua bikin gue rileks dan santai. Kita ketemu Giant Turtle lagi, banyak Nudibranch, Frogfish, Ghost Pipefish dan lain-lain. So far, di antara semua point, gue paling suka diving di Alung Banua. Wall dan Slope nya bagus, penuh dengan soft dan hard coral yang cantik. Macro-nya lumayan banyak juga.

Dive ke 3, kita turun di Muka Kampung, di sini, kita ketemu Lobster, Nudibranch lagi, dan ikan-ikan lain. Lagi asik-asik sightseeing di dalam laut, tiba-tiba kita ketemu Giant Turtle lagi yang lebih besaaaaaaaaaarrr di banding Giant Turtle yang udah gue liat kemarin. Ternyata Giant Turtle itu namanya “Uncle Tom”. Gilaa…gede banget Turtlenya! Si Uncle Tom, santai aja ngeliat kita yang berebutan ngumpul ngeliatin & foto2 dia. Kepalanya si Uncle Tom dengan gerakan ‘Slow motion’, ngeliatin kita satu persatu, sambil minum kopi dan baca Koran….hahahhah! Duh, Uncle…kamu besar sekali!! :D Pingin gue peluk-peluk tuh si Uncle Tom…

Kelar dari Muka Kampung, kita balik ke Resort. Sambil dalam perjalanan pulang, kita ngobrol-ngobrol sama para guide/DM yang udah nemenin kita beberapa hari ini. Ada Amang, ada Ken, Bobby dan Rudy. Amang, Bobby dan Rudy yang setiap hari nemenin kita diving. Kalo Ken, hanya sekali nemenin kita diving….di karenakan dia lagi sakit gigi. Hhahahahah…

Mereka lucu-lucu dan baik. Terutama si Amang yang selalu jahil dan iseng kalo udah di dalam laut. Dia nih yang jahil nyodok-nyodok uler Banded Snake kemarin itu. Orangnya besar….segede Uncle Tom (atau lebih besar si Amang ya?). Kalo lagi ngedrift, dia sering banget melakukan gaya lagi bersimpuh, diem, lipet tangan sambil melayang gitu. Lucu deh ngeliat dia kalo udah kayak gitu. Mirip patung Budha lagi melayang di air. Dia yang sering nunjukin kita macem-macem kalo udah di dalam laut. Matanya jeli banget. Sedangkan Bobby, orangnya tenang dan santai. Ken, orangnya juga asik. Si Ken, baru sebulan naik level jadi instructor. Congratulations Ken! :D

Sambil becanda-becanda dan ngobrol…gak terasa kita udah nyampe balik ke resort.

Malamnya, dengan di temani oleh Pak Jeffry Massa, kita ngumpul di restaurant lagi sambil makan malam. Besok kayaknya yang diving tinggal gue, Linda, Winda, Mr. Steven, Mrs. Steven dan Phillip. Sisanya udah pada balik….hiks!


Day 5: Raymon & Mandolin

Hari ini adalah hari paket diving gue selesai. Masih ada 2 dives lagi yang bisa gue lakukan. Tapi setelah itu gue harus check-out dan pindah hotel.

Dive pertama hari ini kita ke Raymond Point. Kita di ajak masuk ke Lobster Cave sama Amang. Di dalam cave itu memang ada banyak Lobster, tapi yang paling besar keliatan lagi sembunyi-sembunyi gitu. Yang keliatan cuma sungutnya yang panjang. Lalu kita ketemu lagi dengan Giant Turtle, tapi bukan Uncle Tom. Mungkin salah satu sepupunya si Uncle Bob atau Aunty Marie… :P

Selama gue di Manado, gue memperhatikan, lumayan banyak sekali sampah di laut Manado ini. Sedih banget deh ngeliatnya. I mean, a beautiful place like this, with a good marine life and lots of variety of nature, tapi tidak di jaga dan di rawat oleh para manusianya. Menurut para guide/DM, sampah-sampah itu akibat pasang surut laut, sehingga menyeret sampah-sampah yang ada di sekitar Manado dan pulau2 sekitar Bunaken, Siladen, Manado Tua, Montehage dan Nain. Ngeliat sampah2 itu, rasanya gue pingin bawa plastik sampah dan membersihkan laut dari sampah2 itu. Pokoknya miris banget hati gue ngeliat sampah bertebaran di setiap sudut laut Manado. Seandainya ada acara “Clean Our Sea-Indonesia”, gue pasti mau ikut serta. Yuk kita bikin yuukkk….






Kelar dari Raymon, kita ke Mandolin. Baru aja nyemplung, kita langsung ketemu sama Giant Napoleon Wrasse. Hadduuhh….gedenyaaa! Si ikan baik hati ini santai aja berlenggak-lenggok waktu gue deketin. Si Winda dan Linda yang usaha mati-matian dari awal diving kepingin ketemu Pygmy Seahorse, akhirnya berbahagia hati karena mereka ketemu juga dengan si Pygmy. Waktu pas safety stop di “taman-taman” indah, kita ketemu Jelly Fish yang cantik banget. Warnanya ungu, kuning dan pink. Duh…hebatnya semua ciptaan Tuhan ini. Semuanya cantik-cantik!

Kelar dari Mandolin, kita balik lagi ke arah resort. Karena gue udah “tereliminasi” dan harus berberes untuk check-out. Sambil arah pulang, Mr & Mrs Steven cerita-cerita, kenapa mereka bisa berada di Manado. Ternyata, mereka sudah berkali-kali datang ke Indonesia. Dari mulai Phillip masih kecil, mereka udah mengunjungi Indonesia. Mereka suka keindahan alam Indonesia, keragaman budaya serta lautnya. Berkali-kali mereka berlibur ke Indonesia dan tidak pernah puas dan bosan. Mereka cerita, bahwa kalau mereka mau diving di Jerman, mereka hanya bisa diving di danau. Karena tidak ada laut yang bisa di selami di Jerman, selain Mediteranian Sea di Prancis dan negara sekitarnya.

Di danau itu pun juga tidak ada makhluk laut yang beragam seperti di laut Indonesia atau Asia. Dan suhu airnya, kalau lagi musim panas/summer…suhunya bisa 9 Celcius!! Sinting, itu suhu di musim panas booooo….!! Nah kalo lagi musim dingin, bisa -60 Celcius! Gilaaaakkk……itu mah bukan danau namanya….tapi kulkas!! Edan!

Akhirnya di iringi dengan mendung dan hujan rintik2, gue tiba di resort. Temen-temen yang lain lanjut diving di House Reef, gue balik ke kamar, beres2 untuk check-out. Duh, kayaknya gak kepingin hari diving gue berakhir. Dan tampaknya cuaca juga ikut sedih dan gak rela karena waktu gue untuk diving sudah selesai…….*halaaahhh lebaayy* hehehe. Ujan makin gede dan awan gelap makin menutupi langit Manado.







Waktu pas gue check-out, temen2 diver ternyata sudah kelar diving. Gue pamit sama seluruh La Rascasse. Pak Katiman Herlambang, Pak Jeffry Massa, Amang, Bobby, Rudy, Ken (yang masih sakit gigi, jadi dia gue telepon aja), Mr & Mrs. Steven, Linda, Winda dan lainnya. Sedih deh. But, I promise I’ll be back someday soon ;) Dadaaahhh La Rascasse, terima kasih yaaaaaa……….I do really had a great time there! *mwah*

Hari ini, gue harus pindah hotel, dan berhubung ada temen lama gue, Deke, yang tinggal di Manado, jadi dia akhirnya yang akan menjemput gue di La Rascasse dan membawa gue ke hotel di kota Manado.

Udah lama juga gue gak ketemu Deke. Sekitar 9-10 tahun ya. Apalagi semenjak dia dan keluarganya pindah ke Manado 6 tahun yang lalu. Begitu ketemu sama Deke, dia langsung ngajak gue makan Somay di deket La Rascasse. Tempat jualan Somay nya di tepi pantai, dan ada pendopo2 gitu. Lumayan juga tempatnya. Tapi yang paling berkesan sama gue adalah Somay-nya itu sendiri. Enaaakk pisaann! Gue belum pernah nyoba Somay se-enak itu di Jakarta. Di restaurant itu, kita ngobrol2, catching up the old days. Heheheh….seru juga ngebahas “Jaman Jahiliyah” dulu kala yaaa….

Kelar makan, gue langsung ke hotel yang ternyata deket banget sama rumahnya Deke. Deke bilang, besok dia mau bawa gue jalan-jalan ke Tomohon. Wah, gue senang sekali! Akhirnya tiba di hotel, gue istirahat semaleman. Ngantuk, capek, badan pegal-pegal, tapi hati seneng J


Day 6: Tomohon, Danau Linow, Danau Tondano, Mantos

Siang hari, Deke jemput gue untuk jalan ke Tomohon. Berhubung Winda & Linda juga berniat mau jalan-jalan ke Tomohon, akhirnya mereka gue ajak ikut serta jalan bareng gue dan Deke.

Tomohon adalah sebuah kota otonomi yang terpisah dari Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Utara. Dari kota Manado ke Tomohon kira-kira sekitar 1,5-2 jam. Tomohon terdiri dari 5 Kecamatan, yaitu Tomohon Barat, Tomohon Timur, Tomohon Utara, Tomohon Selatan dan Tomohon Tengah. Karena berpusat di tanah yang tinggi, maka iklim di daerah Tomohon cenderung sejuk dan dingin. Mirip kalo kita ke area Setiabudi di Bandung. Iklim ini cocok sekali untuk banyak tanaman Flora. Makanya setiap 2 tahun sekali, selalu di adakan kegiatan Tomohon Flower Festival di kota ini.

Deke ngajak kita ke Danau Linow. Danau kecil ini unik karena mengandung kadar belerang tinggi ini memiliki warna yang selalu berubah tergantung pada sudut pandang dan pencahayaan danau. Di sekitar danau ini terdapat satwa endemik berupa burung Belibis dan serangga yang oleh penduduk setempat dinamakan “sayok” atau “komo”. Serangga unik yang hidup di air tapi bersayap dan bisa terbang ini menjadi konsumsi penduduk setempat. Kadang-kadang terdengar kicauan burung burung kecil dan burung putih besar yang melintasi danau.

Danau Linow sendiri bentuknya tidak terlalu besar. Namun area sekitarnya bersih. Dan ada 2 café untuk duduk-duduk santai menikmati kopi atau teh sambil memandang ke arah danau. Bau belerang kadang sangat kencang tercium. Kita ngupi-ngupi di sini sambil cerita-cerita.

Sekitar 1 jam kita duduk2 di café, lalu kita lanjut berangkat ke Danau Tondano.

Nah, kalo Danau Tondano ini beda dengan Danau Linow. Siapa orang Indonesia yang enggak tahu Danau Tondano? Terletak di salah satu dataran tinggi Kabupaten Minahasa, danau ini walaupun enggak masuk ke dalam “10 Danau Terbesar di Indonesia”, tapi tetep aja danau itu guedeee banget dan luass dan merupakan salah satu danau terbesar Manado.

Jika kita berniat mengelilingi danau Tondano, maka di butuhkan waktu sekitar 2-3 jam baru kembali ke tempat semula. Di pinggir danau Tondano sepanjang jalan banyak terdapat restaurant dan warung-warung makan serta hotel-hotel. Gue, Linda dan Winda langsung sibuk berfoto-foto ria, si Deke sibuk dengan handphone-nya *bosen kali dia yaa ngeliat danau Tondano hahahah!*






Maklum kami kan turis :D

Setelah menikmati pemandangan Danau Tondano, kami langsung balik ke arah kota Manado. Deke mengambil jalur kepulangan yang berbeda dari jalur keberangkatan kami. Wah, kami di bawa jalan naik-naik ke gunung, bukit-bukit disertai pemandangan yang luar biasa indah. Sawah2 dan ladang2 luas, hijau, sejuk dan damai sekali.

Tiba2 gue jadi kepingin nyanyi lagu masa kecil gue dulu, gubahan Bpk. AT Mahmud

“Alam terhampar di bumiku ini

Alangkah indah berseri

Lembah yg hijau sawah yang mengembang

Semua berpadu serasi

Tuhan…Tuhan pemurah

Sadar aku pada-MU

Betapa agung nikmat karunia-MU

Bagi bumiku tercinta...”

(Anak2 sekarang udah gak ada yang tahu lagu ini kali ya? Tau nya Justin Bieber, Lady Gaga ama Kangen Band…)

Kami berjalan melewati desa Rurukan dan beberapa desa kecil lainnya. Pokoknya beda bener ama pemandangan di Jakarta yaaa…hahahaha….

Tiba di Manado, kami berpisah dengan Deke. Karena Deke ada acara lain malam itu. Akhirnya gue, Linda dan Winda berniat untuk jalan-jalan ke Mall yang ada di Manado.

Kita naik angkot ke Mantos (Manado Town Square), trus kita sightseeing dan makan malam di sana. Kelar jalan-jalan, kita masing-masing balik ke hotel. Menyenangkan sekali hari ini...

Makasih ya Dek, udah ngajakin kita jalan-jalan dan menunjukkan betapa cantiknya kota Manado-mu...heheheh :)


Day 7: Back to Jakarta

Siang hari, kelar packing, gue berangkat ke Mantos lagi. Janjian ketemuan sama Linda dan Winda untuk makan siang bareng. Hari ini jadwalnya gue untuk pulang kembali ke Jakarta. Sedangkan Linda dan Winda, jadwal balik ke Nabire baru 2 hari lagi.

Sambil makan siang, kita ngobrol ngalor-ngidul....ngebahas laut Manado dan cerita-cerita tentang pengalaman diving yang seru-seru.

Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 4 sore. Artinya, gue harus balik ke hotel untuk mengambil barang-barang gue dan berangkat ke bandara. Gak terasa, udah mesti balik aja. Uuhhh....rasanya malesss banget pulang....hehehehe...

Setelah berpisah, dan setelah membuat berbagai macam rencana bersama........akhirnya gue harus pergi juga meninggalkan Linda dan Winda di Manado. You girls are cool... *jempol*

Can't wait to dive with you again, soon.... ;)

So, setelah balik ke hotel dan berberes sedikit, gue pamit pulang sama Deke, lalu gue lanjut lagi berangkat ke bandara. Bye bye Manadooo....terima kasih untuk keindahan lautnya, dan makanannya yang enak-enak! I will visit you again, for sure...

Tiba di bandara, lagi-lagi, si pesawat "Harimau" ini tidak terlambat. Heheheh.... *tepuk tangaannnn*

Waktu pesawat landing di JKT, gue tersenyum-senyum sendiri lagi.

"Hei, I did it! My first solo trip and it went well.......hmm....I might doing it again soon" :D

1 comments:

Juwita Palgunadi said...

Jadi.... next solo trip-nya kemana niyyy..... *wink*

Post a Comment

About Me

My photo
Jakarta, Jakarta, Indonesia

Followers