:: Kisah Wati, Ijah & Kokom ::

Alkisah, setelah beberapa lama perjalanan berlibur, sekelompok pelancong berniat pulang kembali ke tanah air.
Setibanya mereka di dalam pesawat, Wati, Ijah dan Kokom duduk dalam satu row pesawat.
Sebelum pesawat lepas landas, tiba-tiba si Kokom berniat untuk buang hajat ke toilet. Maka Kokom yang kebetulan duduk di window seat row, meminta maaf kepada teman Wati, untuk ke toilet. Saat itu si Ijah belum tampak, dan belum sempat duduk di kursinya.

Setelah Kokom selesai dari toilet dan akan kembali ke seatnya, tiba-tiba si Ijah yang sudah duduk di seatnya nyeletuk, “eh, neng, ini terakhir kali ya lo ke toilet….gak ada bulak-balik lagi, gue capek. Mau tidur!” dengan tampang muka judes dan belagunya...
Si Wati ikutan mengiyakan….

Si Kokom langsung kaget….dan membalas…..”Buset, belum duduk udah di omelin yak? Susah amat mau buang hajat doang?”

Dalam hati si Kokom:
  • Si Ijah tuh sadar gak sih dia tuh siapa?
  • Setahu gue, pesawat ini milik perusahaan penerbangan ya, bukan milik dia…kenapa dia jadi songong begini ngelarang-larang orang ke toilet hanya karena dia capek dan mau tidur? Gilaaa…..suuooommbongg amaatt!!!
  • Mau ke toilet kek, mau nungging kek, mau kayang kek…..gak ada yang ngelarang, selama tidak membahayakan pesawat dan tidak membahayakan penumpang lain…….(emang kalo ke toilet membahayakan orang lain ya?)
  • Dia pikir, dia doang yang capek? Dia pikir dia doang yang mau istirahat? Gue juga capek…kurang tidur, ngikutin orang-orang yang kalap pada belanja. Egois amat ini si Ijah yak?
  • 4 jam perjalanan di dalam pesawat, kayaknya wajar ya kalo gue ke toilet sekali atau 2 kali. Kan gak setiap menit juga gue bulak-balik ke toilet.
  • Seadainya yang duduk di window seat bukan gue, tapi orang lain….apakah dia juga akan berlaku songong dan norak seperti ini? Misal ada seorang ibu-ibu yang duduk di posisi gue, trus dia ngomong kayak begitu….apa enggak bakalan di tampar bulak-balik tuh si Ijah?
  • Jadi logikanya dia berani ngomong seperti itu, karena dia merasa gue adalah temannya dan dia bisa semena-mena menyuruh dan melarang gue? Emangnya ini pesawat lo cong?! Udik banget sih....
  • Looo pikiiirrr……..looo sapaaaaaaaaaaaa?????
  • Seandainya, dirinya yang di perlakukan seperti itu, dia mau gak?? Gue yakin dia pasti langsung ngamuk-ngamuk dan marah-marah……
  • Di depan sebagian teman-teman dan penumpang lain, dia bisa ngomong seperti itu terhadap temannya sendiri, yang notabene setiap hari dia temui di pekerjaan? What kind of a friend she is?
  • Dan yang paling membuat si Kokom murka adalah…….ini bukan pertama kali si Ijah berlaku songong dan belagu seperti itu. Ini sudah yang ke 5 kali dia berlaku ajaib dan udik kayak begini terhadap si Kokom. Sebenarnya hal ini mah sepele ya, tapi bukan cuma perkataan itu saja yang jadi masalah buat si Kokom, tapi dari cara bicara, kelakuan dan cara berpikir si Ijah ini, sangatlah norak dan kadang-kadang kurang ajar buat si Kokom.
  • Si Kokom berpikir keras, “kayaknya gue gak pernah ngomong atau memperlakukan si Ijah atau Wati secara kasar begini....begitupun kepada teman-teman yang lain, kayaknya gue selalu berusaha membantu dan menghormati mereka sebagai teman-teman gue. Tapi kok bisa-bisanya mereka ngomong ke gue di depan orang-orang se-enak jidatnya kayak begini? Gak di pake otak dan sopan-santunnya kepada sesama teman.
  • Salah gue apa ya? Hanya karena ke toilet?
  • Si Kokom berpikir lagi, “Mungkin ini akibat karena setiap hari di dalam pekerjaan dia selalu menyuruh-nyuruh, marah-marah dan memerintah kepada setiap (yang dia pikir) bawahannya. Jadinya sifat sok kuasa, belagu dan norak ini, akhirnya nempel ke kelakuan dan sifatnya. Malah jadi berkesan udik dan kampungan. Duh, ngeri amat yak.
  • Kasian sekali perempuan ini…..jabatan masih jadi babu aja udah sebelagu ini, apalagi kalo lebih tinggi dikit lagi ya? Gak kebayang deh….
  • Seorang teman yang baik, adalah seseorang yang bisa memperlakukan teman-teman di sekelilingnya dengan hormat, kasih sayang dan sopan-santun…..kayaknya keliatan dong aslinya si Ijah ini……
  • Si Kokom mah, orangnya cuek, lumayan sabar dan pengertian…..tapi Kokom juga manusia, punya batas sabarnya…….udah 4 kali si Kokom di perlakukan dan di lecehkan oleh perkataannya si Ijah…..nah, yang ke 5 kali ini, kayaknya si Kokom udah membludag marahnya. Kokom tak bisa menahan lagi amarahnya.
  • Pantesan aja suaminya si Ijah selalu bilang si Ijah ini belagu……………..ya ternyata setelah di pikir-pikir lagi….secara mendalam……kayaknya ada benarnya juga apa kata suaminya itu ya.
  • Kokom berpikir lagi, “Yah, mungkin si Ijah ini jarang naik pesawat jarak jauh dan jarang bertravelling yang heboh begini, di perlakukan seperti para ratu, bisa berbelanja heboh semacam layaknya ibu-ibu pejabat yang tajir melintir (padahal barang KW semua yang di beli....hahahahahah!) dan kebetulan sekali pimpinannya si Ijah lah yang banyak terlibat dalam usaha keberhasilan perjalanan ini, jadi dia tampaknya merasa sangat berhak untuk diperlakukan lebih dari yang lain…” Hadeeeehhhhhhh………..NGACAAAAAA……neng!!!
  • Dan setelah sekian tahun bekerja di tempat yang sama bersama si Ijah dan Wati, sebenarnya sudah banyak omongan miring tentang mulut dan kelakuan si Ijah ini, tapiiii…….Kokom tak pernah perduli. Namun saat ini, tiba-tiba saja Kokom tersadarkan dan akhirnya menjadi peduli……mungkin semua itu benar adanya…
Akhirnya karena terbakar oleh murka yang tinggi, Kokom mengalah dan pindah duduk ke aisle seat, dan meminta kedua putri tidur yang tak mau terganggu istirahatnya itu, untuk pindah ke tempat duduk di sampingnya.

Sepanjang penerbangan, si Kokom, beristighfar, membaca doa-doa dan berusaha membuang amarahnya. Dan tampaknya hanya berhasil berkurang sedikit saja.

Pada akhirnya, sepanjang sisa perjalanan, si Ijah dan Kokom tidak lagi bertegur sapa. Dan tak ada kata maaf ataupun perasaan bersalah dari si Ijah. Yah, akhirnya si Kokom, hanya bisa menertawakan dan membatin……”kasiaaannnn deh looo”……


Moral of the story:

1. Perlakukan lah teman-teman dan orang-orang di sekelilingmu dengan santun dan kasih sayang.
2. Jangan sombong…….di atas langit, masih ada langit. Hidup masih susah, jangan pernah merasa paling jumawa dan berhak.
3. Sekali kamu berkata yang menyakitkan kepada orang lain, sakit itu akan melekat selamanya di hati orang. Maka meminta maaf lah, sopan dan kembali berkaca.
4. Bergaul lah yang banyak……..sehingga kita bisa banyak beradaptasi dan mengenal berbagai macam sifat manusia, sehingga bisa mengambil hal-hal yang baik dari pergaulan itu.
5. Berkaca lah lebih sering, agar tahu siapa diri kita.




1 comments:

Anonymous said...

Yg jadi kokom kamu mi? Yg jd ijah sapa?

Post a Comment

About Me

My photo
Jakarta, Jakarta, Indonesia

Followers